REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi VIII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Iip Miftahul Choiry sangat menyayangkan terjadinya penusukan atas Syekh Ali Jaber di Bandar Lampung. Apalagi kejadian tersebut terjadi saat Syekh Ali Jaber sedang berdakwah.
"Kami meminta masyarakat, saudara sebangsa dan setanah air untuk menahan diri, dan tidak terprovokasi oleh oknum yang tidak bertanggung jawab," ujar politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dalam pesan singkatnya kepada Republika.co.id, Senin (14/9).
Menurut Miftahul Choiry, beberapa saat setelah beredar video penusukan Syekh Ali Jaber di media sosial, beragam reaksi muncul. Ada yang marah ke pemerintah menyatakan negara sudah tidak aman dan beragam komentar lainnya, hingga ada yang mengarah ke sentimen agama.
"Tahan dulu, jangan berpikir macam-macam. Sebaiknya kita tunggu hasil pemeriksaan kepolisian," katanya.
Miftahul Choiry menegaskan, bahwa insiden penyerangan Syekh Ali Jaber jangan sampai memunculkan polemik. Ini adalah tindakan kriminal yang harus diproses secara hukum. Adapun motif pelaku itu apa, kita tunggu informasi dari kepolisian.
"Mari kita do'akan Syekh Ali Jaber agar cepat diberikan kesembuhan. Semoga Allah SWT melindungi ulama kita yang memperjuangkan agama-Nya," ujarnya.
Namun, Miftahul Choiry mengingatkan bahwa penusukan ulama di Indonesia bukan kali ini. Karena itu, kami meminta aparat keamanan atau Polri untuk menjamin keamanan para tokoh agama, khususnya ulama dan dai, sehingga mereka bisa lebih tenang dan aman dalam memberikan pencerahan kepada umat.
Seperti diketahui, Ali Jaber ditusuk seorang pemuda berinisial AA saat menghadiri pengajian dan wisuda Tahfidz Al Quran di Masjid Falahudin yang berada di Jalan Tamin, Kecamatan Tanjung Karang Barat, Lampung, Ahad (13/9) sore.