REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim mengapresiasi, pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) ketat di DKI Jakarta. Pasalnya, mobilitas warga Kota Bogor yang ke Jakarta berkurang.
Selama ini, Dedie mengatakan, klaster Covid-19 di Kota Bogor didominasi klaster keluarga. Dengan dibatasinya aktivitas perkantoran di DKI Jakarta, secara otomatis dapat mengurangi risiko bertambahnya klaster keluarga.
"Yang namanya klaster keluarga itu muncul dari klaster perkantoran, dengan pengurangan intensitas kegiatan di ibukota harapnya adalah dampak positif bagi Kota Bogor dan sekitanya," kata Dedie saat ditemui di Gedung DPRD Kota Bogor, Senin (14/9).
Dedie mengatakan, aktivitas warga Kota Bogor ke Jakarta dapat dilihat dari jumlah penumpang Kereta Rel Listrik (KRL) yang mengalami penurunan. Berdasarkan data PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) terjadi penurunan penumpang sebanyak 19 persen dari yang sebelumnya sebanyak 114.075 menjalai 92.546 orang pada pukul 08.00 WIB.
"Tinggal menyesuaikan grafik yang tadinya biasanya sehari itu 400 trip sekarang setengahnya, 200 trip, Alhamdulillah," ujar dia.
Dedie menegaskan, secara prinsip Pemkot Bogor mendukung upaya dalam mengurangi resiko penularan Covid-19. Dedie mengingatkan, semua pihak dapat saling menumbuhkan sikap optimisme dalam setiap kebijakan yang diambil oleh pemerintah pusat, provinsi maupun daerah.
"Apa harus ada, orang bilang dulu kenapa si Wuhan bisa cepat? Karena optimisme bisa dibangun. Sambil kita menghadapi Covid-19, sambil optimistisme terus dibangun," ucap Dedie.