REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo memaparkan, hingga 11 September 2020, realisasi anggaran Kementerian Pertanian (Kementan) telah mencapai Rp 8,49 triliun, atau 60,43 persen dari pagu tahun 2020 sebesar Rp 14,05 triliun.
Syahrul memaparkan, jika memperhitungkan outstanding kontrak yang belum dicairkan, maka realisasi anggaran sudah mencapai Rp 9,66 triliun atau 68,75 persen.
"Perlu disampaikan juga, Kementan pada tahun ini mendapatka anggaran belanja tambahan sebesar Rp 1,72 triliun yang dialokasikan pada beberapa kegiatan," kata Syahrul dalam Rapat Kerja bersama Komisi IV DPR, Senin (14/9).
Syahrul menjelaskan, tambahan anggaran itu pertama digunakan untuk mendukung swasembada gula sebesar Rp 137,39 miliar. Selanjutnya, dukungan antisipasi kekurangan pangan akibat Covid-19 sebesar Rp 1,45 triliun. Di antaranya untuk food estate di Kalimantan Tengah seluas 30.000 ha, dan perluasan areal tanam baru (PATB) padi seluas 250 ribu hektre.
Lebih lanjut, yakni pengembangan 1.000 Desa Sapi melalui bantuan sapi pada lima klaster di 25 desa sebanyak 5.000 ekor dan pengembangan food estate hortikultura di humbang hasundutan. Terakhir, yakni untuk percepatan pemulihan ekonomi nas melalui program padat karya Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) dan Perbaikan Jalan Usaha Tani (JUT).
"Saat ini sedang dilakukan relaksasi pelaksanaan kegiatan yang sudah dimulai awal September. Sehingga mulai bulan depan, perkembangan realisasi anggaran mengacu ke total anggaran baru sebesar Rp 15,78 triliun," katanya.
Ketua Komisi IV, Sudin, mengapresiasi realisasi pelaksanaan anggaran tersebut. Namun, pihaknya meminta agar Kementan tetap meningkatkan kinerjanya. Keberjalanan pelaksanaan program tahun ini diminta untuk menjadi bahan evaluasi dalam menyusun rencana program di tahun depan.