Senin 14 Sep 2020 17:07 WIB

Syekh Ali Jaber Ceritakan Selamatkan Nyawa Penusuknya

Setelah ditusuk, Syekh Ali Jaber mengamankan pelaku dari amukan massa.

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Andri Saubani
Syeh Ali Jaber (ilustrasi)
Foto: republika
Syeh Ali Jaber (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Kemuliaan pendakwah Syekh Ali Jaber tercermin dalam peristiwa penusukan yang menimpanya di halaman Masjid Falahuddin, Jalan Tamin, Sukajawa, Tanjungkarang Barat, Bandar Lampung, Ahad (13/9). Setelah ditusuk dengan senjata tajam (sajam) berdarah-darah, Syekh Jaber justru masih mau menyelamatkan pelaku dari hantaman massa jamaah.

“Setelah saya selamatkan tangannya, saya melihat jamaah sudah hajar dan memukul pelaku, dan saya jujur saya merasa kasihan, dan langsung turun dari panggung untuk menyelamatkan dia. Saya bilang, jamaah sabar, tahan, tidak boleh dia manusia kasihan, dia bersalah tapi jangan kita buat salah sendiri bersalah,” kata Syekh Ali Jaber kepada wartawan di Bandar Lampung, Senin (14/9).

Baca Juga

Menurut dia, sajam pelaku sudah menikam lengan kanan atasnya sedalam 4 cm, dan terlepas dari tangannya. Pisau yang masih melekat di lengan atasnya tersebut dicabut Syekh Jaber menggunakan tangan kirinya. Setelah aman tangannya, ia melihat pelaku sudah dikerumuni jamaah dan dipukul dan diinjak di bawah panggung.

“Dan saya membela dia, tapi ada seorang jamaah merasa yakin marah dia yang menusuknya, tapi malah membela dia mau selamatkan,” lanjut Ali Jaber, ulama asal Madinah yang telah 12 tahun berdakwah di Indonesia.

Dia mengatakan, ujian kesabaran, ketenangan, dan kemarahan, yang diberikan Allah kepada manusia tatkala manusia tersebut menghadapinya dalam kondisi tidak normal.

“Ini tugas kita. Dan akhlak yang mulia teruji ketika dia dalam ujian. Kalau lagi senang-senang dan aman-aman, bukan ujian akhlak mulia, tapi ketika kena musibah, apalagi menghadapi musuh disinilah terlihat bagaimana kunci kemuliaan akhlak kita, apakah kita bisa lulus atau tidak,” tuturnya.

Pada peristiwa penikaman Syekh Ali Jaber tatkala ia sedang berdialog dengan seorang anak berusia 9 tahun di atas panggung. Ali Jaber sedang menawarkan hadiah kepada anak tersebut yang diketahui anak yatim. Dia telah berniat akan memberikan hadiah umroh, namun belum kesampaikan sudah ada kejadian.

Ia menawarkan hadiah sepeda, ternyata anak penghafal Alquran tersebut belum bisa bersepeda. Akhirnya, ia mengajak ibunya foto bersama untuk mengabadikan bersamanya dengan telepon seluler ibunya. Tapi, sayangnya handphone-nya tidak bisa.

Syekh Ali Jaber meminta jamaah yang memiliki handphone berkamera mengabadikan pertemuannya dengan anak penghafal Alquran tersebut dalam foto. Setelah menengok sebelah kanan untuk menyapa jamaah, ia melihat ada lelaki berlarian naik ke panggung dan langsung menusuk lengan kanannya. Pada saat itu, secara rafleks ia menahan hujaman sajam ke tubuhnya dengan tangan dengan tenang.

“ Allah berikan ketenangan bukan karena saya hebat atau bukan saya punya kelebihan apa-apa, tapi Allah berikan kemuliaan di saat mendapat ujian,” ujarnya.

Pihak kepolisian tengah mendalami kasus penusukan Syekh Ali Jaber. Kabid Humas Polda Lampung Komisaris Besar Polisi Zahwani Pandra Arsyad, menyebutkan, pelaku berinisial AA berusia sekitar 20 tahunan.

"Polisi tengah menyelidiki motif pelaku melakukan penikaman terhadap pendakwah kondang tersebut," kata Zhawani.

Menurut Pandra, pelaku merupakan warga sekitar dan saat ini polisi telah mengamankan tersangka beserta barang bukti. "Masih dimintai keterangannya atas motif penusukan terhadap penceramah asal Madinah tersebut, dalam waktu 1x24 jam," ujar Pandra.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Identitas pelaku penusukan Syekh Ali Jaber terkuak. Pelaku adalah pemuda asal Lampung berusia 24 tahun dengan inisial AA. Sejumlah media lokal mengabarkan pelaku mengalami gangguan kejiwaan. Hal ini sontak menimbulkan rekasi riuh dari warganet. #Pelaku #Penusukan #SyekhAliJaber #Lampung #Ulama #Republika

A post shared by Republika Online (@republikaonline) on

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement