REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi VIII DPR Yandri Susanto mengutuk adanya penyerangan terhadap tokoh-tokoh agama. Termasuk pada Syekh Ali Jaber yang terjadi kemarin di Bandar Lampung, Provinsi Lampung.
"Kita tetap sekali lagi mengutuk keras, siapapun melakukan kekerasan terhadap orang yang tidak bersalah, tidak berdosa dari agama manapun, dari suku manapun," ujar Yandri dalam rapat kerja dengan Menteri Agama Fachrul Razi, Senin (14/9).
Aparat penegak hukum harus dapat menyelidiki hingga tuntas penyerangan terhadap Syekh Ali Jaber. Agar masyarakat tak was-was saat mendatangi rumah ibadah.
"Kita berharap ini tidak terjadi kembali karena bagaimanapun masjid tempat yang paling nyaman seharusnya, bukan untuk kekerasan," ujar Yandri.
Di samping itu, akibat insiden tersebut, timbul isu dan prasangka liar di masyarakat. Untuk itu aparat hukum harus mengungkapkan motif dibalik penyerangan Syekh Ali Jaber.
"Kalau itu diungkap mudah-mudahan kecurigaan, analisa yang bukan-bukan itu bisa kita hindarkan di tengah-tengah masyarakat," ujar Yandri.
Diketahui, pendakwah Syekh Ali Jaber mengalami insiden penusukan saat memberi ceramah di Bandar Lampung, Ahad (13/9). Melalui akun youtubenya, Syekh Ali Jaber, ulama yang lahir di Arab Saudi itu memberikan penjelasan soal insiden penusukan itu.
Saat menyampaikan klarifikasinya itu, Syekh Ali Jaber terlihat berada di sebuah ruangan rumah sakit. Dia memakai kaos oblong warna putih dan di tangan kanannya bajunya terlihat bersimbah darah.
"Saya bisa selamatkan karena Allah takdirkan saya angkat tangan ke posisi ke depan leher dan dada. Dan tusukan cukup keras, kuat dan cukup dalam. Sampai separuh pisau masuk ke dalam cukup dalam," kata Syekh Ali Jaber.