Senin 14 Sep 2020 18:30 WIB

Komisi VIII Kutuk Penyerangan Terhadap Tokoh Agama

Aparat hukum harus mengungkapkan motif dibalik penyerangan Syekh Ali Jaber.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Agus Yulianto
Yandri Susanto
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Yandri Susanto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi VIII DPR Yandri Susanto mengutuk adanya penyerangan terhadap tokoh-tokoh agama. Termasuk pada Syekh Ali Jaber yang terjadi kemarin di Bandar Lampung, Provinsi Lampung.

"Kita tetap sekali lagi mengutuk keras, siapapun melakukan kekerasan terhadap orang yang tidak bersalah, tidak berdosa dari agama manapun, dari suku manapun," ujar Yandri dalam rapat kerja dengan Menteri Agama Fachrul Razi, Senin (14/9).

Aparat penegak hukum harus dapat menyelidiki hingga tuntas penyerangan terhadap Syekh Ali Jaber. Agar masyarakat tak was-was saat mendatangi rumah ibadah.

"Kita berharap ini tidak terjadi kembali karena bagaimanapun masjid tempat yang paling nyaman seharusnya, bukan untuk kekerasan," ujar Yandri.

Di samping itu, akibat insiden tersebut, timbul isu dan prasangka liar di masyarakat. Untuk itu aparat hukum harus mengungkapkan motif dibalik penyerangan Syekh Ali Jaber.

"Kalau itu diungkap mudah-mudahan kecurigaan, analisa yang bukan-bukan itu bisa kita hindarkan di tengah-tengah masyarakat," ujar Yandri.

Diketahui, pendakwah Syekh Ali Jaber mengalami insiden penusukan saat memberi ceramah di Bandar Lampung, Ahad (13/9). Melalui akun youtubenya, Syekh Ali Jaber, ulama yang lahir di Arab Saudi itu memberikan penjelasan soal insiden penusukan itu.

Saat menyampaikan klarifikasinya itu, Syekh Ali Jaber terlihat berada di sebuah ruangan rumah sakit. Dia memakai kaos oblong warna putih dan di tangan kanannya bajunya terlihat bersimbah darah. 

"Saya bisa selamatkan karena Allah takdirkan saya angkat tangan ke posisi ke depan leher dan dada. Dan tusukan cukup keras, kuat dan cukup dalam. Sampai separuh pisau masuk ke dalam cukup dalam," kata Syekh Ali Jaber.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement