Senin 14 Sep 2020 19:40 WIB

Sikap Warga Inggris pada Muslimah Berniqab Kini Berubah

Tak ada lagi warga yang menyindir Muslimah berniqab.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Ani Nursalikah
Sikap Warga Inggris pada Muslimah Berniqab Kini Berubah. Ilustrasi
Foto: Andrew Kelly/Reuters
Sikap Warga Inggris pada Muslimah Berniqab Kini Berubah. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, LANCASHIRE -- Muslimah asal Blackburn, Farhana Patel (40 tahun) mengaku kerap menjadi bahan olok-olok ketika menggunakan cadar saat keluar rumah. Dia menyebut hal itu terjadi sebelum pandemi Covid-19 datang dan menyerang Inggris.

Dia menceritakan, sapaan yang menyindir seperti ‘hai ninja’, hingga hinaan ‘kotak surat keliling’ selalu didengarnya atau keluarganya yang juga mengenakan niqab (cadar penuh). "Sekarang saya tidak disebut ninja lagi atau kotak surat. Lucunya, setiap orang saat ini menutup wajahnya menggunakan masker berkarakter dan warna-warni serta mahal,’’ ujar dia seperti dikutip This Is Lancashire, Senin (14/9).

Baca Juga

Saat ini semua orang menjadi terbiasa mengenakan penutup wajah, dan tak ada yang saling menatap satu sama lainnya. Hal itu, menurut dia, sangat berbeda dengan sebelum pandemi Covid-19.

"Dan aneh, tidak seorang pun sekarang berkata 'aku tidak bisa mendengarmu'," katanya.

Hal serupa juga diakui oleh Muslimah asal Blackburn lainnya, Hafiza (28). Dia mengenang, sebelum pandemi, ia juga kerap mendapat komentar aneh dan bernada hinaan dari seseorang. Bahkan, ia sebut komentar itu menggambarkannya sebagai orang buangan.

“Sekarang, tidak ada yang mengucapkan sepatah kata pun. Nyatanya, justru sebaliknya. Kami melihat orang-orang dengan penutup wajah!" kata dia.

Dia menganggap, cacian dan komentar terhadap penutup wajah di negaranya, hanya cara untuk mengkritik Muslim dan Islam. "Pada saat itu saya merasa sangat kesepian dan sedikit frustasi, terlebih bagaimana isu tersebut akan menjadi berita setiap kali seseorang ingin meremehkan Muslim," kata dia.

Di Inggris, tepatnya Blackburn, pada 2006, pemakaian cadar dan burka di seluruh tubuh menjadi fokus dan komentar anggota parlemen saat itu, Jack Straw. Pada saat itu, ia menyatakan wanita yang mengenakan niqab untuk melepasnya. Menurutnya, dalam operasi konstituensi, percakapan tatap muka memiliki nilai yang lebih besar.

Tak sampai di situ, lima tahun berselang, Prancis merealisasikannya sebagai negara pertama di Eropa yang melarang cadar Islam di tempat umum. Jauh setelahnya, kembali ke Inggris, PM Boris Johnson juga menyatakan orang yang memakai niqab atau cadar adalah orang yang benar-benar konyol. Ia menilai orang dengan penutup wajah di tempat umum, sama seperti ‘kotak surat keliling’.

https://www.thisislancashire.co.uk/news/18716232.blackburn-muslim-women-say-covid-face-mask-rule-changed-attitudes-towards-wearing-veil/

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement