Selasa 15 Sep 2020 03:10 WIB

Alasan Mengapa Tak Usah Benturkan Islam dan Modernisasi

Islam pada dasarnya tidak bertentangan dengan globalisasi dan modernisasi.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Nashih Nashrullah
Islam pada dasarnya tidak bertentangan dengan globalisasi dan modernisasi. Ilustrasi Islam dan modernisasi.
Foto: Flickr
Islam pada dasarnya tidak bertentangan dengan globalisasi dan modernisasi. Ilustrasi Islam dan modernisasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Agama Islam disebut tidak bertentangan dengan modernitas dan globalisasi. Bahkan globalisasi dinilai sebagai peluang yang tepat untuk mengembangkan ajaran Islam ke dunia.

 

Hal tersebut dikatakan Amna Shaukat dalam artikelnya, "How Modernity and Globalization Influenced the Message and Expansion of Islam". Artikel tersebut diunggah di moderndiplomacy.eu dan dikutip Senin (14/9).

 

Dalam artikelnya, Amna menyebutkan, Islam tidaklah bertentangan dengan modernitas dan juga globalisasi. Hanya saja, memang dalam sudut pandang Islam, ciri-ciri globalisasi berbeda dengan unsur idiomatik saat ini.

Setelah meninjau teks dan sejarah agama, dia menemukan, Islam adalah agama global. Berdasarkan perjalanan sejarahnya pun Islam selalu berusaha untuk mendunia.

 

Islam dia sebut dapat selalu menjawab pertanyaan globalisasi, sistem budaya liberal, dan pemerintahan global. Islam dipercaya memiliki pemikiran yang luas dan prinsip-prinsip teoritis yang dapat menjadi lampu yang bersinar sebelum cara hidup manusia saat ini.

 

Menurut Amna, dalam hal ini globalisasi harus dilihat sebagai kesempatan untuk pertumbuhan dan kemajuan prinsip-prinsip kebaikan manusia, yang mana telah mengubah teknologi komunikatif dan memungkinkan warga di seluruh dunia memiliki konektivitas yang  cepat dan terpadu.

 

Berdasarkan pendekatan itu, globalisasi merupakan peluang yang tepat untuk mengembangkan ajaran Islam. Ajaran yang diagungkan dan menjadi landasan pemenuhan pemerintahan global Islam, sebagaimana dijanjikan di dalam ayat Alquran. 

 

Negara Barat, terutama Amerika, memang mendominasi pertumbuhan dan perkembangan teknologi komunikasi, seperti internet dan satelit. Namun, itu membuat suasana di mana situasinya dapat dimanfaatkan dengan baik.

 

Itu membuat para penerima media aktif untuk menerima pesan-pesan luhur agama Islam. 

 

Pesan luhur yang selaras dengan naluri manusia, yang mana debu-debu kelalaian merupakan hal yang fitrah. Hal itu disebut memerlukan nurani dan ketajaman para pemikir Islam dunia bahwa mereka dapat menggunakan kondisi ini dengan lebih baik.

 

"Mereka dapat memanfaatkan kondisi ini dengan baik dan membuktikan prinsip bawha Islam sejalan dengan globalisasi," tulis Amna. 

 

Sumber: https://moderndiplomacy.eu/2020/09/13/how-modernity-and-globalization-influenced-the-message-and-expansion-of-islam/ 

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement