Warta Ekonomi.co.id, Jakarta
Kota Shenzhen bukanlah tempat yang berarti bagi lanskap ekonomi China, sebelum terbentuknya Zona Ekonomi Khusus Shenzhen pada 1987; berkat mantan perwira Tentara Pembebasan Rakyat China sekaligus pendiri Huawei, Ren Zhengfei.
Saat itu, Kota Shenzhen masih berjuang mendapatkan tempat penting di lanskap ekonomi China. Bahkan, kota-kota di China daratan lain--hingga Hong Kong--mengerdilkan kota tersebut.
Maka, ketika Amerika Serikat (AS) menjatuhkan sanksi terhadap Huawei, ekonomi Kota Shenzhen pun terkena dampaknya. "Jika Huawei tak dapat menahan sanksi AS, siapa yang bisa?" begitu menurut Direktur Institute of Contemporary Observation di Shenzhen, Liu Kaiming, dikutip dari KrAsia, Senin (14/9/2020).
Baca Juga: Microsoft Gagal Beli TikTok di Amerika Serikat, Kalah Sama ....
Baca Juga: Grab Kena Hukuman Denda Ratusan Juta, Ternyata Ini Sebabnya!
Penurunan bisnis Huawei--yang terjadi akibat sanksi AS--tak hanya akan memukul ekonomi Shenzhen, tapi juga merusak kepercayaan dunia terhadap kekuatan teknologi dan ekonomi China.
Menurut Kaiming, sanksi AS yang melemahkan Huawei akan berdampak mengerikan ke seluruh rantai pasokan elektronik China. "Tak ada perusahaan lain di China yang bisa menggantikan Huawei untuk memimpin teknologi dan globalisasi negara itu," ujar Kaiming.
Lebih lanjut, Huawei merupakan kontributor korporat tunggal terbesar untuk PDB Shenzhen pada 2016; menyumbang sekitar 7% dari output ekonomi, menurut data terbaru Biro Statistik Shenzhen. Saat itu, Huawei jadi satu-satunya perusahaan yang menyumbang lebih dari 100 miliar yuan bagi perekonomian Shenzhen.
Angka itu hanyalah dampak langsung terhadap ekonomi kota; belum termasuk dampak yang akan menimpa pemasok dan perusahaan sektor jasa yang berpartner dengan Huawei.
Apalagi, Huawei berinvestasi lebih banyak untuk penelitian dan pengembangan di kota Shenzhen, daripada perusahaan teknologi lainnya--menurut makalah penelitian terbitan Komisi Sains, Teknologi, dan Inovasi Shenzhen.
Tak cuma Shenzhen, ekonomi nasional China pun akan terpengaruh. Wakil Presiden Masyarakat Riset Reformasi Sistem Guangdong, Peng Peng menilai, sanksi AS terhadap Huawei bakal membawa dampak ke seluruh negeri.
Ia berujar, "masih seulit memperkirakan besarnya dampak. Namun, pasar global memiliki sikap yang berbeda terhadap manufaktur China dan kebangkitan China."