REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL - Pada 15 September 1950, pasukan Amerika Serikat (AS) mendarat di Incheon, Korea Selatan (Korsel) demi membantu pasukan Korsel melawan pasukan Korea Utara (Korut) dalam Pertempuran Incheon. Selang empat hari, pasukan Korsel yang mendapatkan bantuan dari AS, Kanada, Inggris, Prancis, dan tentara PBB berhasil mengalahkan pasukan Korut.
Dilansir laman History, dalam sejarahnya Perang Korea dimulai pada 25 Juni 1950 ketika 90 ribu tentara Korut menyerbu melintasi paralel ke-38, membuat pasukan Republik Korea benar-benar lengah dan melemparkan mereka ke selatan dengan tergesa-gesa. Dua hari kemudian, Presiden AS Harry Truman mengumumkan bahwa AS akan campur tangan dalam konflik tersebut.
Pada 28 Juni tahun yang sama, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyetujui penggunaan kekuatan terhadap komunis Korut. Pada 30 Juni, Truman setuju untuk mengirim pasukan darat AS ke Korea.
Pada 7 Juli Dewan Keamanan merekomendasikan agar semua pasukan PBB yang dikirim ke Korea ditempatkan di bawah komando AS. Keesokan harinya, Jenderal Douglas MacArthur diangkat menjadi komandan dari semua pasukan PBB di Korea.
Pada Mei 1951, komunis didorong kembali ke paralel ke-38 dan garis pertempuran tetap di sekitar itu selama sisa perang. Pada 27 Juli 1953 setelah dua tahun negosiasi, gencatan senjata ditandatangani.
Hal itu pun mengakhiri perang dan menegakkan kembali pembagian Korea tahun 1945 yang masih ada sampai sekarang. Sekitar 150 ribu tentara dari Korsel, AS, dan negara-negara yang berpartisipasi di PBB tewas dalam Perang Korea dan sebanyak satu juta warga sipil Korsel tewas. Diperkirakan 800 ribu tentara komunis dan lebih dari 200 ribu warga sipil Korut tewas.