Selasa 15 Sep 2020 08:04 WIB

Mahasiswa Digandeng Ikut BSUA Beri Edukasi ke Petani

Tahun 2020, Bayer tidak menggelar BSUA akibat pandemi Covid-19.

Pengajar Unpad Vira Kusuma Dewi.
Foto: Dok
Pengajar Unpad Vira Kusuma Dewi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 menyadarkan pentingnya pengembangan dan pembangunan di sektor pertanian bagi pembangunan ekonomi Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat produk domestik bruto (PDB) sektor pertanian menjadi penyumbang tertinggi pertumbuhan ekonomi nasional pada triwulan II 2020, yaitu tumbuh 2,19 persen. 

Sayangnya, sebagai negara berbasis pertanian, Indonesia mengalami defisit tenaga penyuluh pertanian. Idealnya, setiap desa setidaknya memiliki satu penyuluh pertanian. Sekarang, satu penyuluh bisa bertanggung jawab pada dua sampai lima desa. Karenanya, Indonesia membutuhkan 42.500 tenaga penyuluh pertanian baru.

Pemerintah pun mengeluarkan UU Nomor 16 tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan. Direktur Bayer Indonesia, Mohan Babu, mengatakan, perusahaan melihat potensi universitas sebagai salah satu komponen masyarakat yang memiliki potensi besar dalam mengatasi defisit penyuluh pertanian di Indonesia.

"Mahasiswa pertanian dapat menjadi agent of change yang turun langsung ke petani di lapangan untuk memberikan sosialisasi dan edukasi pertanian yang komprehensif," kata Direktur Bayer Indonesia, Mohan Babu dalam siaran, Selasa (15/9).

Inisiatif tersebut melahirkan kolaborasi antara Bayer dengan universitas melalui Bayer Safe Use Ambassador (BSUA). Dengan keterlibatan mahasiswa langsung ke lapangan, Bayer optimistis BSUA dapat memberikan nilai tambah dan pengalaman pembelajaran langsung. Selama penyelenggaraan BSUA sejak tahun 2017, ada 1.500 mahasiswa menjadi peserta dan memberikan edukasi kepada setidaknya 3.000 petani Indonesia.

Hingga 2019, Bayer Indonesia telah berkolaborasi dengan tujuh universitas. Di antaranya, Institut Pertanian Bogor (IPB) University, Universitas Padjajaran (Unpad), Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Universitas Brawijaya (Unibraw), Universitas Negeri Lampung (Unila) dan Universitas Islam Sumatera Utara (UISU).

Mohan Babu, menjelaskan, BSUA 2019 digelar dan dimenangkan oleh mahasiswa pertanian Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed). Pemenang berhak mendapatkan educational trip ke Jerman. Namun, akibat pandemi, keberangkatan ditunda hingga waktu yang ditentukan kemudian.

"Tahun 2020, Bayer tidak menggelar BSUA akibat pandemi. Namun, demi menjaga hubungan baik dengan universitas, Bayer CropScience Jerman menggelar Bayer Safe Use Ambassador Virtual Conference pada Selasa 8 September lalu," ucap Mohan.

Dalam sesi berbagi, pengajar Unpad Vira Kusuma Dewi, menyampaikan paparan manfaat mengikuti BSUA bagi mahasiswa. Di samping memberikan nilai tambah dan pengalaman terjun langsung ke lapangan, menurut Vira, program BSUA terintegrasi dengan program kurikulum pembelajaran mahasiswa pertanian.

"Menyebarkan cara dan metode menggunakan produk pertanian secara aman sangat penting bagi petani, agar dapat meminimalisasi risiko penggunaan pestisida. Karena masih banyak petani Indonesia yang masih kurang memiliki informasi mengenai bahaya dari penyalahgunaan pestisida," ujar Vira.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement