Selasa 15 Sep 2020 08:54 WIB

Bank UEA dan Israel Perluas Kerja Sama

Bank terbesar Israel Hapoalim meneken perjanjian dengan bank terbesar di Dubai.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Christiyaningsih
Bendera Israel (ilustrasi). Bank terbesar Israel Hapoalim telah meneken perjanjian dengan bank terbesar di Dubai.
Foto: Antara
Bendera Israel (ilustrasi). Bank terbesar Israel Hapoalim telah meneken perjanjian dengan bank terbesar di Dubai.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Bank terbesar Israel, Hapoalim, meneken perjanjian dengan bank terbesar di Dubai pada Senin (14/9) waktu setempat. Penandatanganan ini dilakukan menjelang pembentukan secara resmi hubungan diplomatik antara Israel dan Uni Emirat Arab (UEA).

Israel dan UEA menandatangani nota kesepahaman perbankan dan keuangan pada awal bulan ini. Langkah tersebut membuka jalan bagi kerja sama ekonomi dan bisnis antara kedua negara, yang telah sepakat menormalkan hubungan diplomatik pada 13 Agustus lalu.

Baca Juga

CEO Hapoalim Dov Kotler, memimpin delegasi bisnis Israel ke UEA pekan lalu dan bertemu  para pemimpin bisnis terkemuka di Emirat. Dia mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Senin, perjanjian tersebut akan memungkinkan klien Israel melakukan transaksi langsung di UEA dan negara lain.

CEO National Bank of Dubai Shayne Nelson mengatakan, perjanjian dengan Hapoalim akan membuka peluang bisnis dan perdagangan baru bagi para klien. "Selanjutnya meningkatkan posisi terdepan kami sebagai mitra perbankan terpercaya untuk bisnis di seluruh wilayah," kata dia dilansir Times of Israel, Selasa (15/9).

Nota kesepahaman itu bagian dari keterlibatan yang lebih luas antara UEA dan Israel untuk perdamaian, dialog, dan stabilitas lebih lanjut serta membangun kerja sama untuk mempromosikan pembangunan berkelanjutan.

Delegasi bisnis dan perbankan Israel tiba di Dubai Selasa lalu pada kunjungan pertama sejak pengumuman 13 Agustus tentang normalisasi hubungan antara negara Yahudi dan Uni Emirat Arab. Setelah bertahun-tahun perdagangan terselubung melebihi 1 miliar dolar AS per tahun menurut beberapa perkiraan, UEA dan Israel memang sudah sangat ingin mengumumkan hubungan ekonomi mereka. Perdagangan ini misalnya pada industri perminyakan, berlian, farmasi, dan rintisan teknologi.

UEA, negara yang bergantung pada petrodolar, tertarik memanfaatkan masuknya investasi dan perjalanan Israel, terutama karena pandemi virus corona yang menyusutkan permintaan minyak dan memperlambat pariwisata.

Karena itu, UEA berharap dapat memikat pengusaha Israel untuk mendirikan toko dan ekspatriat kaya untuk membeli apartemen mewah di pesisir Dubai. Untuk mengantisipasi pengunjung Israel, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata UEA meminta semua hotel bersiap untuk menawarkan makanan halal bersertifikat.

Israel, UEA, dan Bahrain akan menandatangani perjanjian untuk menjalin hubungan diplomatik pada Selasa di Gedung Putih, yang menjadi perantara kesepakatan normalisasi. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu akan mewakili Israel di acara tersebut sedangkan UEA dan Bahrain akan diwakili pada upacara penandatanganan oleh menteri luar negeri mereka.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement