Selasa 15 Sep 2020 09:47 WIB

Neymar: Rasisme dan Intoleransi tak Bisa Diterima

Neymar menerima konsekuensi dari tindakannya pada Alvaro Gonzalez.

Rep: Frederikus Bata/ Red: Endro Yuwanto
Bintang PSG Neymar (kanan) saat bersitegang dengan Alvaro Gonzalez.
Foto: EPA-EFE/Julien de Rosa
Bintang PSG Neymar (kanan) saat bersitegang dengan Alvaro Gonzalez.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Perseteruan antara penyerang Paris Saint-Germain (PSG), Neymar da Silva jr dengan bek Olympique Marseille menjadi sorotan publik. Situasi ini bermula dari duel Ligue 1 antara PSG kontra Marseille.

Dalam laga yang berlangsung di Parc des Princes, Senin (14/9) dini hari WIB itu, Les Perisiens kalah 0-1. Terjadi keributan menjelang pertandingan berakhir. Nyaris sepanjang 90 menit, duel bertajuk Le Classique berlangsung dalam tensi tinggi. Banyak perdebatan terjadi. Salah satunya kekisruhan antara Neymar dan Alvaro Gonzalez.

Pada akhirnya, Neymar mendapat kartu merah lantaran tepergok memukul kepala Alvaro. Ia mengaku mendapat pelecehan rasial dari bek tengah 30 tahun itu.

Melalui media sosial, penyerang asal Brasil itu mencurahkan perasaannya. Pada intinya, ia hanya ingin bermain sepak bola. Namun itu tidak bisa berjalan dengan mudah.

Neymar memahami agresi, penghinaan, sumpah serapah, bagian dari permainan ini. Ia mengaku tidak selalu menjadi pribadi yang penuh belas kasihan.

"Tapi rasisme dan intoleransi tidak bisa diterima. Saya orang kulit hitam. Putra dari orang tua kulit hitam. Saya bangga, dan saya tidak melihat saya berbeda dari siapa pun," demikian kutipan tulisan Neymar di Instagramnya, dikutip dari Marca, Selasa (15/9).

Neymar berharap wasit bisa bekerja dengan adil dalam sebuah pertandingan. Eks pemain Barcelona itu merasa korps baju hitam mengabaikan sejumlah hukuman yang harusnya menjadi keuntungan untuk PSG.

Neymar menerima konsekuensi dari tindakannya pada Alvaro Gonzales. Seharusnya ia mengikuti jalur sepak bola yang bersih. "Tapi di sisi lain pelakunya juga harus dihukum. Rasisme itu ada, kita harus menghentikannya," tambahan tulisan dari jebolan akandemi Santos ini.

Neymar merasa tetap tegar. Tapi tidak semua orang, baik itu kulit hitam maupun kulit putih, berada dalam situasi yang sama.

Kapten timnas Brasil ini menegaskan, gerakan antirasisme menjadi sesuatu yang diperjuangkan. Ia akan kembali ke lapangan dengan penuh kedamaian. "Saya tahu apa yang kau katakan. Saya tahu apa yang telah saya lakukan. Lebih banyak cinta untuk dunia," ujar Neymar.

Sebelumnya dalam laga tersebut, Neymar mengaku dipanggil 'monyet' oleh Alvaro. Melalui media sosial, sang bek melakukan bantahan. Ia merasa telah bekerja dengan orang dari berbagai ras. Alvaro justru meminta Neymar untuk belajar menerima kekalahan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement