Selasa 15 Sep 2020 10:06 WIB

Obat Paling Mujarab Hadapi Penyakit dan Musibah dalam Islam

Terdapat obat paling mujarab dalam hadapi penyakit dan musibah.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Nashih Nashrullah
Terdapat obat paling mujarab dalam hadapi penyakit dan musibah.  Ilustrasi doa.
Foto: Republika/Wihdan
Terdapat obat paling mujarab dalam hadapi penyakit dan musibah. Ilustrasi doa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Islam telah mensyariatkan berobat untuk mendapat kesembuhan atas penyakit yang diderita. Dalam syariat Islam, Allah SWT selain menurunkan penyakit juga menurunkan obat untuk penawarnya.

 

Baca Juga

Hal ini sesuai hadits diriwayatkan Bukhari, Abu Hurairah bahwa Nabi Muhammad bersabda: إِنَّ اللَّهَ لَمْ يُنْزِلْ دَاءً إِلَّا أَنْزَلَ لَهُ شِفَاءً "Allah tidak menurunkan penyakit kecuali menurunkan pula obatnya."

 

Ibnu Qayyim Al-Jauziyah dalam kitabnya "Terapi Penyakit Hati Menjernihkan Hati untuk Menggapai Ridho Allah" hasil terjemaah Salim Bazdmool mengatakan bahwa obat yang paling mujarab adalah doa. Karena doa merupakan obat yang paling banyak manfaatnya.

 

"Doa juga menangkal bala dan cobaan, mencegah, menghilangkan musibah. Doa dapat juga meringankan musibah yang datang, doa merupakan senjata orang mukmin," katanya.

 

Seperti diriwayatkan hakim dari Ali bin Abi Thalib Rasulullah bersabda: 

 

الدُّعَاءُ سِلَاحُ الْمُؤْمِنِ ، وَعِمَادُ الدِّينِ ، وَنُورُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ  "Sesungguhnya doa itu adalah senjata bagi orang yang beriman, tiang agama, dan sinar langit dan bumi."

 

Menurut Ibnu Qayyim terdapat tiga kategori keterkaitan doa dengan musibah yang menimpa. Pertama, apabila doa lebih kuat musibah dapat ditolak.

Kedua, apabila doa lebih lemah daripada musibah, seorang akan terus dirundung musibah. Meskipun demikian, walaupun lemah, doa masih bisa sedikit meringankan. Ketiga, apabila sama-sama kuat, musibah dan keduanya akan saling menolak. 

 

Dalam kitab Al-Hakim, diriwayatkan sebuah hadits dari Aisyah bahwa Rasulullah bersabda: 

 

 لَا يُغْنِي حَذَرٌ مِنْ قَدَرٍ، وَالدُّعَاءُ يَنْفَعُ مِمَّا نَزَلَ، وَمِمَّا لَمْ يَنْزِلْ، وَإِنَّ الْبَلَاءَ لَيَنْزِلُ فَيَتَلَقَّاهُ الدُّعَاءُ فَيَعْتَلِجَانِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ

 

"Kewaspadaanmu tidak ada gunanya dalam menghadapi takdir. Doalah yang berguna untuk mengantisipasi musibah yang turun maupun yang belum turun. Sesungguhnya musibah ketika turun dihadapi doa dan keduanya bertarung hingga hari kiamat."

 

Dalam kitab yang sama diriwayatkan pula hadits Ibnu Umar Rasulullah bersabda: إِنَّ الدُّعَاءَ يَنْفَعُ مِمَّا نَزَلَ وَمِمَّا لَمْ يَنْزِلْ فَعَلَيْكُمْ عِبَادَ اللَّهِ بِالدُّعَاءِ

 

"Doa itu bermanfaat bagi musibah yang telah turun dan yang belum turun. Karena itu wahai hamba Allah, kalian harus berdoa."

 

Dalam kitab tersebut juga diriwayatkan hadits dari Tsauban, di mana Nabi Muhammad bersabda: 

 

لَا يَزِيدُ فِي الْعُمْرِ إِلَّا الْبِرُّ ، وَلَا يَرُدُّ الْقَدَرَ إِلَّا الدُّعَاءُ ، وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيُحْرَمُ الرِّزْقَ بِخَطِيئَةٍ يَعْمَلُهَا)

 

"Tidak ada yang menolak takdir kecuali doa dan tidak ada yang menambah amal pahalanya kecuali kebaikan. Sesungguhnya seseorang tidak memperoleh rezeki, mungkin saja karena dosa yang dia lakukan."

 

Jadi kata Ibnu Qayyim obat yang paling bermanfaat adalah doa. Bagi yang berpenyakit dan doa akan dijadikan obatnya maka kita harus sungguh-sungguh berdoa.  

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement