REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN – Seorang mahasiswa Muslim harus mampu menyeimbangkan antara belajar untuk dunia dan akhirat. Hal ini bertujuan agar mahasiswa Muslim tersebut tidak hanya mementingkan kariernya, tapi perannya dalam masyarakat.
Peran mereka dalam masyarakat yakni dengan berkontribusi mewujudkan Islam yang rahmatan lil alamin, atau menyebarkan agama Islam dengan baik. Sehingga, terjadi keharmonisan di tengah-tengah masyarakat.
Pendakwah dan Dosen Universitas Hasanuddin, Makassar, Ustadz Das'ad Latif mengatakan, mahasiswa memang harus mempelajari ilmu pengetahuan. Namun, yang terbaik harus bisa mengimbangi antara belajar untuk kuliah dengan untuk agama.
Ia menilai, dalam menuntut ilmu harus selalu dengan niat yang baik, dengan tujuan untuk mendapat ridha Allah SWT. Rasulullah SAW, kata Das'ad, sudah pula memerintahkan kita mempelajari keduanya agar selamat dunia dan akhirat.
Das'ad menegaskan, keduanya sama-sama memiliki nilai manfaat yang baik. Maka itu, ia mengingatkan, menjadi mahasiswa sebuah perguruan tinggi Islam merupakan kesempatan besar bisa belajar dunia maupun akhirat.
"Kita harus bisa mengimbanginya dengan membuat skala prioritas," kata Das'ad ketika menjadi pembicara Pesona Ta'aruf (Pesta) mahasiswa/mahasiswi baru Universitas Islam Indonesia (UII) tahun ajaran 2020/2021 secara daring.
Ia mengutip Ali bin Abi Thalib soal pentingnya ilmu. Banyaknya harta benda belum tentu membuat kita selamat di akhirat, tapi banyaknya ilmu membuat kita akan lebih dijamin selamat di dunia sekaligus di akhirat nantinya.
Untuk mudah memahami ilmu, ia menegaskan, yang pertama tidak boleh sombong. Hal ini sesuai dengan tujuan Islam rahmatan lil alamin yaitu bisa diterima dengan baik semua orang, dan adanya sombong membuat orang lain tidak nyaman.
"Dan, cenderung menolak. Orang berilmu tidaklah boleh sombong, ciri orang yang sombong tidak mau menerima atau mendengar pendapat orang lain," ujar Ustadz Das'ad.
Selain itu, lanjut Das'ad, kita harus memiliki tutur kata yang baik dalam menyampaikan ilmu ke orang lain, mempersatukan persaudaraan dengan sesama masyarakat, berbakti ke orang tua, mendirikan sholat dan memperbanyak doa.
"Maksimalkan belajar dengan memperhatikan guru-guru, membaca buku sebanyak-banyaknya, beribadah dengan baik, patuh kepada orang tua dan usahakan doa pada sepertiga malam," kata Das'ad, menutup. (Wahyu Suryana)