REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Penyerang Paris Saint-Germain (PSG) Neymar terancam hukuman larangan tampil dalam tujuh pertandingan memperkuat timnya. Sanksi tersebut merupakan konsekuensi dari tindakan Neymar yang menampar kepala penggawa Marseille, Alvaro Gonzalez saat kedua tim bertanding, Senin (14/9) dini hari WIB.
Dalam laga yang berakhir 1-0 untuk kemenangan Marseille, wasit pertandingan mengeluarkan lima kartu merah sekaligus, tiga untuk pemain PSG, termasuk Neymar, dan dua buat pemain Marseille.
Dalam laporan RMC Sport yang dikutip AS, Selasa (15/9), Komite Disiplin Liga Profesional Prancis (LFP) menyebut Neymar kemungkinan bakal dilarang bertanding sampai dengan tujuh laga. Jika Neymar terbukti hanya mencoba menyerang, maka skorsing yang disematkan hanya mencapai enam pertandingan.
Neymar menyatakan sikapnya adalah buah dari rasa kesalnya karena Alvaro Gonzalez melontarkan pernyataan bernada rasialisme pada babak pertama. Sebelum injury time, insiden penamparan itu terjadi lalu Neymar diusir wasit.
Kepada asisten wasit, Neymar berkata bahwa dia mendengar perkataan rasialisme dari pemain tim lawan. "Ada komentar rasis di sana. Itulah alasan saya melakukannya," kata Neymar.
Melalui akun Twitter-nya, Neymar mengungkapkan Alvaro memanggilnya dengan 'monyet terkutuk'. Neymar mengaku menyesal karena tidak memukulnya saat itu juga.
Alvaro Gonzalez terang-terangan menolak pernyataan Neymar. "Tidak ada ruang untuk rasialisme," ujar Gonzalez.
Komite Disiplin LFP kemungkinan akan menggelar investigasi untuk mencari kebenaran di balik insiden tersebut. Rabu (16/9) esok, mereka akan menggelar rapat mingguan untuk mendiskusikan sanksi yang akan diterapkan.
Jika Gonzalez terbukti melontarkan ujaran rasis kepada Neymar, pemain asal Spanyol itu terancam skors selama 10 pertandingan.