Selasa 15 Sep 2020 14:10 WIB

12 Ribu Warga Kota Malang Telah Jalani Rapid Test

Jumlah ini masih jauh apabila dibandingkan total warga yang telah mengikuti uji cepat

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Andi Nur Aminah
Pekerja sektor pariwisata mengikuti tes cepat  Covid-19 (ilustrasi)
Foto: ANTARA /Fikri Yusuf
Pekerja sektor pariwisata mengikuti tes cepat Covid-19 (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Sebanyak 12.845 warga Kota Malang telah mengikuti uji cepat (Rapid Test) Covid-19. Data ini terangkum sejak kasus Covid-19 pertama kali muncul pada Maret sampai September 2020. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), total warga Kota Malang mencapai 875.771 orang. Jumlah ini masih jauh apabila dibandingkan total warga yang telah mengikuti uji cepat. 

Menurut Juru Bicara (Jubir) Satgas Covid-19 Kota Malang, Husnul Mu'arif, uji cepat lebih diprioritaskan terhadap beberapa kalangan di masyarakat. Kelompok-kelompok tersebut antara lain tenaga kesehatan yang menangani Covid-19 dan keluarga pasien. "Yang memiliki kontak erat dengan konfirmasi positif Covid-19," ucap Husnul kepada Republika.co.id, Selasa (15/9).

Baca Juga

Saat ini jumlah kasus positif Covid-19 di Kota Malang mencapai 1.639 orang, Senin (14/9). Dari jumlah tersebut, 150 orang meninggal dan 1.090 orang sembuh. Sementara untuk 399 orang lainnya masih dalam perawatan dan isolasi.

Kepala Bagian (Kabag) Humas, Pemerintah Kota (Pemkot) Malang, M Nur Widianto menambahkan, pihaknya melakukan strategi pelacakan dengan rasio 1:30. Itu artinya, Satgas Covid-19 harus melacak 30 kontak erat di setiap kasus yang terkonfirmasi positif. Langkah ini diharapkan dapat mendeteksi penyebaran Covid-19 di masyarakat.

Di sisi lain, Pemkot Malang juga tengah melakukan penegakan protokol kesehatan di masyarakat. Masyarakat yang tidak mengenakan masker akan dikenakan sanksi administratif. Sanksi ini rencananya berupa denda Rp 100 ribu per orang.

Wali Kota Malang, Sutiaji tak menampik, tingkat kedisiplinan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan Covid-19 masih rendah. Setidaknya hanya 60 sampai 65 persen masyarakat yang telah melaksanakan protokol tersebut. "Jadi masih banyak yang belum menggunakan masker," katanya.

Sutiaji mengaku sangat menyayangkan banyak masyarakat yang belum mematuhi protokol kesehatan Covid-19. Padahal pemerintah dan sejumlah komponen telah berusaha mengampanyekan gerakan penggunaan masker. Sutiaji menegaskan, akan berusaha menguatkan tingkat kedisiplinan warga kembali ke depannya.

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement