REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Penyerang Paris Saint-Germain (PSG) Neymar mengaku menyesal atas reaksinya yang berlebihan saat bertanding melawan Marseille, Senin (14/9) dini hari WIB. Ia mengakui kekeliruannya karena perbuatannya berbuah kartu merah.
Wasit mengganjar kartu merah langsung kepada Neymar karena terlihat menampar kepala belakang pemain Marseille, Alvaro Gonzalez. Selain Neymar, ada dua pemain PSG dan dua penggawa Marseille yang juga diusir wasit karena terlibat pertikaian.
Neymar mengatakan, Alvaro Gonzalez melontarkan ujaran "monyet terkutuk" kepada dirinya. Pemain berpaspor Brasil itu menilai perkataan tersebut jadi akar masalah reaksinya.
"Kemarin saya memberontak. Saya dihukum karena berusaha menghajar orang yang menyerang saya," tulis Neymar di akun Instagram pribadinya, seperti dikutip NDTV, Selasa (15/9).
Pertikaian antarpemain pun berbuah petaka bagi PSG. Pasalnya, mereka harus takluk di kandang dengan skor 0-1 sekaligus menambah rentetan dua laga tanpa kemenangan.
"Saya berpikir tidak bisa pergi begitu saja tanpa melakukan apa-apa. Saya merasa pihak yang berwenang (di pertandingan) tidak melakukan apa pun atau bahkan tidak peduli kenyataannya," ujar Neymar.
Ihwal kejadian itu, Komisi Disiplin Liga Sepak Bola Profesional Prancis (LFP) akan menggelar rapat pada Rabu (16/9) esok untuk mendiskusikan sanksi yang akan diterapkan kepada para pemain.
Di satu sisi, Neymar merasa dirinya berada di posisi yang benar meski mengakui reaksinya berlebihan. Menurutnya, sumpah-serapah dan agresivitas dalam pertandingan sepak bola adalah hal biasa.
"Saya mengerti tindakan (Alvaro). Itu adalah bagian dari pertandingan, tapi saya tidak bisa menerima rasialisme dan intoleransi," kata Neymar.
Neymar mengaku tak tahu apakah harus membiarkannya atau membalas. Dalam pertandingan itu, ia membalas. Namun sekarang, ia merasa seharusnya membiarkan saja. Namun Neymar kecewa karena ketika ia meminta bantuan para wasit, mereka tidak memedulikannya.
"Saya menerima hukuman karena saya harus mengikuti sepak bola yang bersih. Saya harap, di sisi lain, orang yang menyerang saya juga harus dihukum," ujarnya.
"Rasialisme masih ada, tapi kita harus menghentikannya. Tidak boleh ada lagi, sudah cukup!"