REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- China memperingatkan Amerika Serikat (AS) akan merusak hubungan kedua negara jika tidak membatalkan pertemuan ekonomi dengan Taiwan, Senin (14/9). Washington diminta untuk berhenti melakukan kerja sama dengan Taipei agar menjaga perdamaian dan kestabilan di wilayah Selat Taiwan.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin mendesak AS agar menghentikan niatnya. "Menghentikan semua bentuk pertukaran resmi dengan Taiwan, untuk menghindari kerusakan serius hubungan pada China-AS serta perdamaian dan stabilitas di seluruh Selat Taiwan," ujarnya.
Media Taiwan melaporkan bahwa Wakil Menteri Luar Negeri AS untuk Pertumbuhan Ekonomi, Energi, dan Lingkungan, Keith Krach, berencana mengunjungi pulau itu akhir pekan ini. Kedatangannya dilakukan dalam agenda dialog ekonomi dan komersial dengan pemerintah Taiwan.
Kunjungan itu menyusul kunjungan Menteri Kesehatan AS, Alex Azar, ke Taipei bulan lalu. Azar adalah pejabat Kabinet AS tingkat tertinggi yang berkunjung sejak putusnya hubungan formal antara Washington dan pemerintah Taipei pada 1979, ketika AS menerima kebijakan satu China dengan Beijing.
Kunjungan Krach kemungkinan akan memicu kemarahan lebih lanjut dari China. China menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya sendiri dan sangat menentang setiap kontak resmi antara negara lain dengan pulau itu.
Kementerian Luar Negeri Taiwan pekan lalu mengonfirmasi pihaknya sedang dalam negosiasi dengan AS tentang pembicaraan resmi. Namun pemerintahan tidak mengomentari tanggal pasti atau sosok yang mungkin hadir mewakili Washington.
Ketegangan tinggi antara AS dan China terkait berbagai masalah termasuk perdagangan, keamanan siber, teknologi, dan undang-undang keamanan nasional baru Hong Kong. Hubungan semakin memburuk sejak wabah virus corona.
Trump menyalahkan China atas pandemi tersebut. Dia serta pemerintahannya telah berulang kali menuduh negara itu menyembunyikan informasi penting tentang virus dari komunitas global.