REPUBLIKA.CO.ID, BOGOTA -- Amerika Serikat terus mencatat kenaikan jumlah kasus infeksi virus korona dan gagal meratakan kurva. Hampir 30 juta kasus virus corona yang dikonfirmasi secara global, separuhnya tercatat di wilayah Amerika.
Kasus virus corona di Amerika Latin dan Karibia telah melampaui 8 juta kasus. Sementara di Argentina melampaui 500 ribu, serta Meksiko mencatat lebih dari 71 ribu kematian akibat korona. Beberapa negara Amerika Latin seperti Brasil, Peru, Meksiko, Kolombia, dan Argentina masuk ke dalam 10 negara teratas yang mencatat kasus virus corona tertinggi.
Peru telah memberlakukan lockdown atau penguncian paling awal serta ketat. Namun, negara itu tidak mampu membendung penyebaran virus corona, dan kasusnya meningkat sangat cepat. Saat ini, lebih dari 730 ribu kasus virus corona di Peru telah terkonfirmasi. Sementara, jumlah kematian mencapai lebih dari 30 ribu.
Peru tak hanya menghadapi tantangan melawan krisis kesehatan. Negara itu juga sedang dilanda persoalan politik, di mana Presiden Martin Vizcarra menghadapi proses pemakzulan oleh kongres akibat kasus korupsi.
Sementara itu, Brasil telah mencatat lebih dari 4,3 juta kasus dan menjadi yang tertinggi ketiga di dunia. Brasil juga mencatat jumlah kematian tertinggi di Amerika Latin dengan lebih dari 132 ribu.
Presiden Brasil, Jair Bolsonaro mengeklaim bahwa negaranya mampu mengalahkan pandemi virus corona. Dalam kunjungan ke negara bagian Bahia, Bolsonaro mengatakan, pemerintah Brasil telah membuat kesepakatan dengan Rusia untuk mengembangkan vaksin virus korona yang diberi nama Sputnik V. Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF) dan negara bagian Bahia telah menandatangani perjanjian kerja sama untuk memasok hingga 50 juta dosis vaksin buatan Rusia.
"Kami telah mengatasi pandemi. Pemerintah telah melakukan segala kemungkinan untuk meminimalkan efek negatifnya," kata Bolsonaro.