Selasa 15 Sep 2020 16:36 WIB

AS Ingin Normalisasi Israel dan Arab Akhiri Konflik Teluk

AS juga minta Arab Saudi dan sekutunya mengakhiri blokade terhadap Qatar

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
 Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo berbicara selama pernyataan bersama kepada pers dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu setelah pertemuan mereka, di Yerusalem, Senin, 24 Agustus 2020.
Foto: AP/Debbie Hill/Pool UPI
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo berbicara selama pernyataan bersama kepada pers dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu setelah pertemuan mereka, di Yerusalem, Senin, 24 Agustus 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemerintahan Presiden Donald Trump berharap perjanjian normalisasi hubungan antara Israel, Uni Emirat Arab (UEA), dan Bahrain dapat mengakhiri perselisihan yang mengguncang hubungan negara-negara Teluk Arab. Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Mike Pompeo mengatakan, AS berharap Arab Saudi dan sekutu regionalnya dapat mengakhiri blokade dengan Qatar. 

Pompeo mengatakan, pemulihan hubungan antara Arab-Israel sangat penting untuk menghadapi kelicikan dan campur tangan Iran. Menurutnya, pemerintahan Presiden Trump mendorong agar negara-negara Teluk mengakhiri perselisihan dengan Qatar. AS telah berulang kali menyerukan resolusi atas perselisihan tersebut.

Baca Juga

"Untuk menjaga fokus kami pada pekerjaan ini dan untuk menutup pintu bagi peningkatan campur tangan Iran, sudah waktunya untuk menemukan solusi bagi keretakan Teluk. Pemerintahan Trump ingin melihat perselisihan dengan Qatar diselesaikan. Saya berharap ada kemajuan dalam masalah ini," ujar Pompeo.

Pompeo mengutarakan pernyatan itu dalam pembukaan dialog strategis AS-Qatar yang dihadiri oleh Menteri Keuangan Stephen Mnuchin, Menteri Perdagangan Wilbur Ross dan perwakilan Qatar. Mereka mencatat bahwa Qatar saat ini menjadi tuan rumah pembicaraan damai atas konflik di Afghanistan.  

Krisis hubungan yang terjadi di antara negara-negara Teluk telah menimbulkan keretakan Dewan Kerja Sama Teluk. Bahrain, Arab Saudi, dan UEA telah memboikot Qatar sejak 2017. Selain itu, Mesir juga ikut memboikot Qatar dengan menutup wilayah udara dan perbatasan. 

Keempat negara itu memutuskan hubungan dengan Qatar pada 5 Juni 2017, tepatnya setelah pertemuan puncak di Arab Saudi di mana para pemimpin Teluk bertemu dengan Presiden Donald Trump. Mereka mengatakan krisis itu berasal dari dukungan Qatar untuk kelompok ekstremis di wilayah tersebut. Namun, tuduhan itu dibantah oleh Doha.

Keempat negara tersebut menuding Qatar memiliki hubungan dekat dengan Iran. Qatar memulihkan hubungan diplomatik penuh dengan Iran di tengah perselisihan yang terjadi di Teluk. Menteri Luar Negeri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani mengatakan, Qatar menghadapi masalah yang penting bagi stabilitas di kawasan Timur Tengah dan sekitarnya.

"Terlepas dari tantangan regional, termasuk blokade yang sedang berlangsung terhadap kami, kolaborasi kami terus diperkuat," ujar Sheikh Al Thani. 

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement