Selasa 15 Sep 2020 17:29 WIB

Mengenal Malaise Gejala Ringan Pasien Covid-19

Malaise adalah gambar kondisi lemah, letih dan lesu.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Indira Rezkisari
Virus corona dalam tampilan mikroskopik. Malaise tidak hanya muncul dalam Covid-19. Tapi, gejalanya banyak dijumpai dalam penyakit lain yang disebabkan infeksi.
Foto: EPA/CDC
Virus corona dalam tampilan mikroskopik. Malaise tidak hanya muncul dalam Covid-19. Tapi, gejalanya banyak dijumpai dalam penyakit lain yang disebabkan infeksi.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Demam, batuk, tenggorokan gatal dan pilek merupakan gejala-gejala ringan yang kerap muncul dalam infeksi Covid-19. Selain gejala-gejala tersebut, malaise jadi salah satu gejala ringan terjadinya infeksi Covid-19.

Spesialis THT RSA UGM, dr Anton Sony Wibowo menerangkan, malaise merupakan istilah kedokteran yang sering dipakai untuk gambarkan kondisi lemah, letih dan lesu. Tubuh seperti kurang energi untuk beraktivitas atau berinteraksi.

Baca Juga

"Malaise ini muncul sebagai respons imun tubuh melawan infeksi," kata Anton, Selasa (15/9).

Anton mengatakan, malaise tidak hanya muncul dalam Covid-19. Tapi, gejalanya banyak dijumpai dalam penyakit lain yang disebabkan infeksi. Misal, infeksi virus-virus saluran pernapasan lain, infeksi bakteri atau gangguan hormonal.

Dosen Departemen THT-KL FKKMK UGM ini menyebutkan, malaise merupakan satu gejala yang memang mirip dengan kelelahan atau fatigue. Meski begitu, ada perbedaan sederhana antara malaise berbeda dengan fatigue.

"Kalau fatigue lebih cenderung terkait fisik," ujar Anton.

Kemudian, malaise terjadi sebagai bentuk respons imun tubuh atau terjadinya peradangan. Sedangkan, fatigue lebih ke rasa kurang energi yang bisa terkait penyakit tertentu seperti diabetes, animea, penyakit jantung, dan lainnya.

Ia turut memberi pandangan soal seberapa penting orang yang merasakan gejala malaise untuk lakukan tes deteksi Covid-19. Anton menyarankan, cek kesehatan di rumah sakit dilakukan orang yang merasakan malaise disertai gejala lain.

Selain itu, lanjut Anton, cek kesehatan di rumah sakit bisa dilakukan orang yang rasakan malaise dan memiliki riwayat kontak erat dengan pasien positif Covid-19. Artinya, belum perlu jika baru merasakan atau mengalami malaise.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement