REPUBLIKA.CO.ID LESBOS -- Kepolisian Yunani menahan lima orang terkait kebakaran yang melalap kamp Moria, tempat pengungsi dan migran di Pulau Lesbos. Demikian menurut keterangan petugas senior pihak berwenang, Selasa.
"Otoritas masih memburu satu orang lainnya," kata Menteri Perlindungan Penduduk Michalis Chrisohoidis, tanpa memberikan keterangan rinci lebih jauh.
Lebih dari 12 ribu orang, kebanyakan pengungsi dari Afghanistan, Afrika, dan Suriah, telantar tanpa tempat bernaung, fasilitas kebersihan yang layak, maupun akses terhadap makanan dan minuman setelah api menghanguskan lokasi berlindung mereka di Kamp Moria, Rabu (9/9) pekan lalu.
Di kamp sementara yang berlokasi di area Kara Tepe dengan 5.000 ranjang tersedia, hanya sekitar 1.000 orang yang mengisinya sejauh ini. Sementara itu, ruang tambahan sedang disiapkan.
Para migran, yang mengenakan masker, mengantre di luar gerbang kamp untuk mendapat air, makanan, dan selimut dari para pekerja kemanusiaan sebelum mereka masuk ke dalam kamp.
Pengujian deteksi Covid-19 juga telah dijalankan, dan sedikitnya 25 orang mendapat hasil positif terinfeksi--sehingga upaya penyelesaian masalah pencari suaka menjadi semakin rumit.
"Namun, ribuan pengungsi lainnya enggan memasuki tenda di kamp tersebut," kata petugas kepolisian.
Mereka khawatir kehidupan di sana tidak akan lebih baik daripada kondisi tak layak di kamp Moria. Pengungsi juga berharap dapat meninggalkan pulau itu. "Kami memberitahukan mereka bahwa mereka harus masuk dalam fasilitas (kamp sementara), namun mereka menolak. Mereka ingin meninggalkan pulau ini," ujar petugas yang tak ingin disebutkan identitasnya.
Ribuan dari mereka, termasuk perempuan dan anak, menghabiskan malam-malam di tenda sementara yang didirikan di jalanan luar kamp sementara.
Sebelumnya, pada hari ini pula, seorang narasumber di pemerintahan Jerman mengatakan bahwa negara itu bersedia menampung hingga 1.500 orang yang telantar akibat kebakaran Moria.
Pada Sabtu (12/9), Perdana Menteri Kyriakos Mitsotakis mengatakan bahwa tidak peduli apa yang terjadi, sebuah pusat penampungan permanen akan didirikan di Lesbos untuk menggantikan kamp Moria yang telah kelebihan kapasitas.