Selasa 15 Sep 2020 23:25 WIB

49.947 Personel Gabungan Dikerahkan dalam Operasi Yustisi

Personel gabungan itu berasal dari Polri, TNI, Satpol PP, dan personel lainnya.

Petugas gabungan menghentikan pengendara motor saat Operasi Yustisi Peningkatan Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol Covid-19.
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Petugas gabungan menghentikan pengendara motor saat Operasi Yustisi Peningkatan Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 49.947 personel gabungan di 34 Polda diterjunkan dalam Operasi Yustisi penegakan disiplin masyarakat dalam penerapan protokol kesehatan pada Senin (14/9). Personel gabungan itu berasal dari Polri, TNI, Satpol PP, dan personel lainnya.

"Rincian 25.909 personel dari Polri, 9.511 personel dari TNI, 11.212 personel dari Satpol PP dan 3.315 personel lainnya," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Awi Setiyono di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta, Selasa (15/9).

Baca Juga

Ia menambahkan jumlah kegiatan razia atau pemeriksaan ada sebanyak 53.972 kegiatan, dengan sasaran yang dituju sebanyak 47.754 orang, 2.318 tempat dan 2.511 kegiatan. Sementara sanksi yang sudah diberikan yaitu teguran terdiri dari lisan sebanyak 48.630 kali dan tertulis sebanyak 3.094 kali, denda administrasi sebanyak 1.150 kali dengan nilai denda Rp52.293.000 serta sanksi lainnya berupa kerja sosial sebanyak 2.853 kali.

Dari 34 Polda yang melaksanakan Operasi Yustisi, tercatat ada sebanyak 59 Kabupaten/ Kota masuk ke dalam zona merah,166 Kabupaten/ Kota zona oranye, 141 Kabupaten/ Kota zona kuning dan zona hijau sebanyak 50 Kabupaten/Kota. Yang menjadi fokus dalam Operasi Yustisi 2020 adalah mengenai sosialisasi penggunaan masker, jaga jarak, mencuci tangan dan menghindari kerumunan untuk memutus penyebaran penularan COVID-19.

Operasi Yustisi ini digelar untuk menindaklanjuti Instruksi Presiden dalam rangka peningkatan disiplin dan penegakkan hukum protokol kesehatan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement