REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Tokoh oposisi Rusia yang diracun, Alexei Navalny, akan kembali ke Rusia. Navalny juga mengunggah foto di Instagram untuk pertama kalinya sejak dia diracun, mengumumkan bahwa dia bernapas bebas dari ventilator.
"Ini membingungkan saya mengapa ada orang yang berpikir sebaliknya," kata Juru Bicara Navalny, Kira Yarmysh, lewat di Twitter yang dilansir BBC, Rabu (16/9).
Navalny tersebut pingsan dalam penerbangan dari Siberia pada 20 Agustus. Tes telah menunjukkan ia diracuni dengan agen saraf Novichok. Setelah itu, ia dipindahkan ke rumah sakit Charité di ibu kota Jerman, Berlin.
Timnya menuduh Navalny diracun atas perintah Presiden Rusia, Vladimir Putin. Kremlin menyangkal keterlibatan apa pun. "Semua jurnalis pagi telah menulis kepada saya dan bertanya, apakah benar Alexei berencana untuk kembali ke Rusia?" kicau Yarmysh di Twitter.
"Sekali lagi saya dapat mengonfirmasi kepada semua orang: tidak ada opsi lain yang pernah dipertimbangkan," tambahnya.
Pengumuman itu datang tak lama setelah Navalny memperbarui kondisinya lewat Instagram. "Hai, ini Navalny. Saya telah merindukan kalian. Saya masih belum bisa berbuat banyak, tapi kemarin saya berhasil bernapas sendiri sepanjang hari. Hanya saya sendiri, tidak ada bantuan tambahan, bahkan katup di tenggorokan saya. Saya sangat menyukainya. Ini adalah proses luar biasa yang diremehkan oleh banyak orang. Sangat disarankan," tulisnya.
Menurut laporan media setempat, ada polisi di luar rumah sakit tempat Navalny dirawat. Dua petugas bersenjata di satu pintu masuk dan sebuah van polisi juga telah ditempatkan di luar selama berhari-hari.
Laporan yang belum dikonfirmasi di media Jerman menunjukkan dua unit polisi bersenjata tambahan telah ditempatkan di dalam, di luar bangsal, dan di dekat tempat tidur politisi tersebut.
Kremlin mengesampingkan pertemuan antara Navalny dan Putin setelah tokoh oposisi tersebut pulih. "Kami tidak melihat perlunya pertemuan seperti itu. Jadi saya yakin pertemuan seperti itu tidak akan terjadi," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.