REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil yang juga Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar menyatakan, peninjauan kesiapan rumah sakit ke beberapa daerah bertujuan untuk mengecek keterisian rumah sakit rujukan Covid-19 di wilayah Kota Bogor, Depok, dan Bekasi, serta Kabupaten Bekasi dan Bogor, atau biasa disebut Bodebek.
Tujuannya, menurut Ridwan Kamil, melalui data tingkat keterisian rumah sakit rujukan Covid-19 di Jabar, Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar bisa membuat upaya penguatan dan pemetaan rumah sakit rujukan Covid-19.
Saat ini, kata dia, ketersediaan ruang perawatan dan isolasi pasien positif Covid-19 di rumah sakit rujukan wilayah Bodebek, khususnya Kota Depok, menurun seiring bertambahnya kasus terkonfirmasi positif.
”Tingkat keterisian rumah sakit rujukan Covid-19 khususnya di Kota Depok lebih darurat pada ketersediaan ICU dan HCU (High Care Unit) sebagai ruang perawatan pasien Covid-19 bergejala (kriteria) berat,” ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil.
Untuk mengantisipasi soal ketersediaan tempat tidur isolasi Covid-19, kata Emil, pihaknya memiliki opsi untuk mengubah fungsi gedung lain menjadi Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) Covid-19.
“Jika (rumah sakit) penuh, antisipasinya menggunakan gedung-gedung lain yang akan dijadikan Fasyankes untuk pasien Covid-19,” katanya.
Karena, kata dia, hal tersebut memang sudah diprediksi sejak awal adanya (pandemi) Covid-19, bahwa kalau rumah sakit penuh, pasti ada gedung baru yang akan disiapkan untuk menyokong rumah sakit.
Adapun berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar hingga 14 September 2020, dari 320 rumah sakit rujukan Covid-19 se-Jabar, keterisian tempat tidur berjumlah 2.034 dari total ketersediaan 4.274 tempat tidur.