REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Jumlah pasien positif Covid-19 yang terkonversi negatif atau sembuh di Surabaya terus bertambah. Per Senin (14/9) terdapat 10.920 pasien positif Covid-19 yang dinyatakan sembuh, dari total kasus sebanyak 13.208. Namun demikian, masih minim para penyintas Covid-19 yang bersedia mendonorkan plasma darahnya untuk membantu penyembuhan pasien lain yang masih dalam perawatan.
Kepala Bagian Pengelolaan Darah Palamg Merah Indonesia (PMI) Surabaya, dr Vebrie Ariani mengatakan, hingga saat ini pihaknya baru menerima 127 donor plasma konvalesen. Diakuinya, angka tersebut terbilang sangat sedikit bila dibandingkan dengan jumlah pasien yang sembuh.
"Plasma konvalesen kita saat ini bikin (menerima donor). Tapi belum sempat stok sudah langsung habis," ujarnya dikonfirmasi Rabu (16/9).
Habisnya stok plasma konvalesen, lanjut Vebrie, dikarenakan banyaknya permintaan dari rumah sakit-rumah sakit rujukan di Surabaya dan sekitarnya. Tak hanya rumah sakit dalam naungan Pemkot Surabaya saja, tetapi banyak juga permintaan dari rumah sakit swasta yang ditunjuk menjadi rujukan Covid-19.
"Permintaannya banyak bukan hanya dari rumah sakit besar. Kebanyakan rumah sakit rujukan lainnya termasuk rumah sakit swasta," ujar Vebrie.
Vebrie berharap, para penyintas Covid-19 yang sudah sembuh bisa mendonorkan plasma darahnya ke PMI. Vebrie mengakui, untuk menjadi pendonor memang harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan. Seperti menjalani sesi wawancara dan dipastikan tidak mengalami gejala rentan waktu 14-28 hari pascasembuh.
Kemudian, harus mempunyai antibodi dan total titier antibodi igG spesifik Covid-19 yang cukup. Pendonor diutamakan laki-laki dan perempuan yang belum pernah hamil dengan hasil antibodi HLA negatif serta belum pernah tranfusi. Usianya pun ditentukan, yakni mulai 17-60 tahun, dan memiliki berat badan lebih dari 55 kilogram.
"Ada persyaratan yang harus dijalankan. Tidak semuanya memenuhi syarat. Apakah antibodinya mencukupi dan lain sebagainya," kata dia.