REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ekspor ikan dan udang asal Jawa Timur pada periode Januari-Juli 2020 mencatatkan kenaikan sebesar 3,33 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pada periode Januari-Juli 2019, catatan ekspor ikan dan udang Jatim senilai 616,33 juta dolar AS. Adapun tahun ini mencapai 636,84 juta dolar AS.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Timur Drajat Irawan mengatakan, Amerika Serikat (AS), China, dan Jepang merupakan pasar utama ekspor ikan dan udang Jawa Timur. Ketiga negara tersebut, kata dia, berkontribusi sekitar 92,11 persen dari total nilai ekspor ikan dan udang Jatim.
“AS, Jepang, dan China menjadi tiga negara teratas pasar terbesar ekspor komoditi udang Jatim. Nilai total ekspor ke tiga negara mendominasi sekitar 92,11 persen dari nilai ekspor udang Jatim secara keseluruhan," kata Drajat, Rabu (16/9).
Drajat mengimbau agar para pelaku usaha yang ingin menikmati fasilitas tarif preferensi perlu memperhatikan produk yang akan dieskpor. Produk tersebut harus memenuhi ketentuan asal barang yang dibuktikan dengan kepemilikan dokumen Surat Keterangan Asal (SKA).
"Untuk ekspor ke negara Amerika Serikat (AS) dapat menggunakan SKA Form A, Form IJEPA digunakan untuk negara Jepang, dan form E untuk negara China," ujarnya.
Drajat mengatakan, komoditi potensial seperti udang yang permintaannya cukup tinggi di Amerika Serikat, Jepang, dan China perlu didorong agar mampu memenuhi standar produk layak ekspor. Disperindag Jatim melalui FTA Center Surabaya siap memberikan pendampingan, konsultasi, maupun sosialisasi terkait regulasi ekspor.
"Selain itu, beberapa kegiatan seperti business matching dengan negara lain gencar dilakukan oleh Disperindag Jatim untuk menemukan pasar-pasar baru," kata dia.