Rabu 16 Sep 2020 13:26 WIB

Kritik Pertamina, Politikus Gerindra Sebut Ahok Banyak Bacot

Politikus Gerindra sebut kritikan Ahok ke Pertamina tanpa dasar.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Bayu Hermawan
Andre Rosiade
Foto: Republika/Arif Satrio Nugroho
Andre Rosiade

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi VI DPR Andre Rosiade menanggapi kritikan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) terkait PT Pertamina. Menurut politikus Gerindra itu, kritikan Ahok tanpa dasar.

"Statement-statement Pak Ahok ini membuat gaduh dan cenderung tanpa dasar. Saya paham Pak Ahok butuh panggung, tapi tolong jangan menimbulkan citra negatif untuk Pertamina. Jangan kebanyakan bacot, apalagi Pak Ahok orang dalam Pertamina (Komisaris Utama PT Pertamina)," ujarnya dalam keterangan tertulisnya kepada Republika.co.id, Rabu (16/9).

Baca Juga

Politikus Partai Gerindra itu mengungkapkan beberapa pernyataan Ahok yang dinilainya tanpa dasar, seperti mengatakan bahwa Pertamina lebih suka beli blok Migas di luar negeri daripada eksplorasi dalam negeri. Padahal, menurut Andre, faktanya banyak eksplorasi dalam negeri yang telah dilakukan Pertamina.

"Statement Pak Ahok ini tidak benar. Dalam data yang kami miliki dalam rangka menambah produksi di hulu, pada tahun 2019 Pertamina melakukan pengeboran sekitar 240 sumur eksplorasi dan eksploitasi dengan 800 work over.  Lebih dari 60 persen investasi di Pertamina adalah untuk Hulu Migas," ujarnya. 

Bahkan, Andre menambahkan, untuk menambah cadangan, sepanjang tahun 2019 Pertamina melakukan studi seismic di 35 cekungan dengan panjang 31.114 km. Selain soal eksplorasi blok Migas, Andre juga menyanggah pernyataan Ahok juga mengatakan bahwa Pertamina tidak pernah melakukan pembangunan Kilang. Menurut Andre, pernyataan tersebut tidak benar dan tanpa data. Sebab menurutnya di tahun 2019, Pertamina membangun beberapa kilang.

"Selama menjabat sebagai Komisaris Utama Pertamina, sudah berapa kali sih Pak Ahok melakukan kunjungan ke kilang-kilang Pertamina? Setahu saya Pertamina telah membangun Kilang Langit Biru Cilacap Tahun 2015 - 2019. Kilang ini sudah mulai beroperasi Juli 2019 yang menambah produksi Pertamax sehingga mengurangi impor BBM," jelasnya.

"Selain itu, ada Kilang RDMP Balikpapan sudah mulai dibangun sejak April 2019 dan akan selesai pada tahun 2023 sehingga nantinya kapasitas produksi Kilang Balikpapan menjadi 360.000 bpd.  Juga ada Kilang Petrokimia di TPPI (revamping Aromatic) yang sudah mulai dibangun sejak tahun 2019, dan akan selesai di tahun 2022," katanya menambahkan.

Ketua DPD Partai Gerindra Sumatra Barat itu juga mengkritisi pernyataan Ahok yang mengatakan bahwa Pertashop atau program SPBU mini tidak jalan. Andre mengatakan, berdasarkan data yang dimilikinya, sejak diluncurkan pada Februari 2020 sampai dengan saat ini sudah terbangun sekitar 500 pertashop untuk melayani masyarakat dengan kerjasama bersama pihak swasta maupun BUMDES, sampai dengan akhir 2020 ditargetkan akan terbangun 4.300 Pertashop diseluruh Indonesia.

"Data soal Pertashop aja Pak Ahok bisa keliru, padahal data tersebut selalu di update. Saya jadi bertanya-tanya siapa sebenarnya yang bisikin pak Ahok agar Pertamina gaduh terus?” tanyanya.

Dirinya berpesan agar mantan gubernur DKI Jakarta itu tidak merasa paling benar sendiri. Menurutnya, Pertamina saat ini tidak butuh Superman, melainkan Superteam.

"Ahok ini selalu teriak soal banyak maling di Pertamina. Saran saya, bila pak Ahok memang punya bukti sebaiknya laporkan saja kepihak yang berwenang. Kan ada KPK, Kejaksaan dan juga kepolisian. Jangan tuduh sana-sini tapi sebenarnya tidak ada bukti," ucapnya. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement