Kamis 17 Sep 2020 05:12 WIB

Pertama Kali, Astronom Temukan Orbit Asteroid Dekat Matahari

Ada sekitar satu juta asteroid dan sebagian besar berada di luar orbit Bumi.

Rep: Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
Asteroid/ilustrasi
Foto: EPA
Asteroid/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para astronom berhasil membangun model populasi asteroid. Dari model ini, diprediksi bahwa akan ada asteroid berukuran hingga satu kilometer yang mengorbit lebih dekat ke Matahari dibanding Venus.

Salah satu hal yang menjadi masalah adalah belum ada yang menemukan asteroid tersebut hingga saat ini. Namun, para astronom yang bekerja dengan Zwicky Transient Facility (ZTF)  mengatakan bahwa mereka akhirnya menemukannya.

Baca Juga

Namun, kali ini asteroid yang dimaksud lebih besar sekitar dua km. Jika keberadaannya bisa dikonfrimasi, maka model populasi asteroid ini mungkin harus diperbarui.

Dilansir Universe Today, makalah terbaru berjudul Asteroid berskala kilometer di dalam orbit Venus mempresentasikan hasil tersebut dan dirilis di arxiv.org. Penulis utama studi adalah Dr. Wing-Huen Ip, Profesor Astronomi di Institut Astronomi, Universitas Pusat Nasional, Taiwan.

Asteroid yang baru ditemukan kali ini diberi nama 2020 AV2. Benda ruang angkasa ini memiliki jarak aphelion hanya 0,65 unit astronomi dan berdiameter sekitar 2 km.

Penemuannya mengejutkan karena model memprediksi tidak ada asteroid sebesar itu di dalam orbit Venus. Ini bisa menjadi bukti populasi baru asteroid, atau bisa juga menjadi yang terbesar dari populasinya.

Penulis mengatakan bahwa jika penemuan tersebut terjadi bukan secara kebetulan secara statistik. Asteroid 2020 AV2 mungkin berasal dari sumber populasi interior asteroid ke Venus yang belum ditemukan dan model populasi asteroid yang sering diiprediksi saat ini mungkin perlu disesuaikan.

Ada sekitar satu juta asteroid yang diketahui dan sebagian besar berada di luar orbit Bumi. Hanya ada sebagian kecil yang terletak dengan seluruh orbitnya di dalam planet manusia ini.

Model memprediksi bahwa jumlah asteroid yang lebih kecil berada di dalam orbit Venus. Asteroid itu disebut Vatiras.

2020 AV2 pertama kali ditemukan oleh ZTF pada 4 Januari lalu. Pengamatan lanjutan dengan teleskop Palomar 60 inci dan cakupan Kitt Peak 84 inci mengumpulkan lebih banyak data.

Menjelang akhir Januari, para astronom menggunakan Teleskop Keck untuk pengamatan spektroskopi asteroid. Data tersebut menunjukkan bahwa asteroid tersebut berasal dari wilayah dalam sabuk asteroid utama, antara Mars dan Jupiter.

"Data ini mendukung komposisi seperti asteroid tipe S silikat yang konsisten dengan asal dari Main Belt (Sabuk Utama) bagian dalam di mana asteroid tipe S adalah yang paling banyak,” ujar tim penulis makalah dalam sebuah pernyataan.

Mereka menambahkan bahwa setuju dengan model Near Earth Asteroid (NEA) yang memprediksi asteroid dengan elemen orbital 2020 AV2 harus berasal dari Sabuk Utama bagian dalam. 2020 AV2 adalah perusak model atau pembentuk model.

"Model populasi NEA memprediksi kurang dari satu asteroid Venus bagian dalam dengan ukuran ini yang menyiratkan bahwa AV2 2020 adalah salah satu asteroid Venus bagian dalam terbesar di Tata Surya. Itu salah satu yang terbesar, yang masuk akal karena yang terbesar akan menjadi yang pertama terlihat, atau masih banyak lagi yang belum kami temukan,” jelas para penulis.

Para penulis memikirkan dua skenario yang melibatkan deteksi AV2 2020. Meski probabilitasnya rendah, penjelasan yang mungkin untuk deteksi kami pada AV2 2020 adalah penemuan kebetulan acak dari populasi asteroid dekat Bumi.

Namun, asteroid ini merupakan sejarah yang telah menunjukkan bahwa deteksi pertama dari kelas objek baru biasanya menunjukkan sumber populasi lain, seperti Sabuk Kuiper dengan penemuan Objek Sabuk Kuiper (Kuiper Belt Objects) 1992 QB1 dan 1993 FW.

Ada juga kemungkinan bahwa 2020 AV2 tidak berasal dari sabuk asteroid utama. Model menunjukkan bahwa ada wilayah di dalam orbit Merkurius yang dapat menghasilkan asteroid, dan tempat mereka mungkin masih berada.

2020 AV2 bisa saja berasal dari sumber asteroid yang terletak lebih dekat ke Matahari, seperti di dekat kawasan stabilitas yang terletak di dalam orbit Merkurius pada 0,1-0,2 au di mana asteroid besar bisa terbentuk dan bertahan dalam skala waktu pada zaman itu dari Tata Surya. Asteroid ini juga mungkin tidak akan selamanya berada di orbitnya seperti sekarang.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement