Rabu 16 Sep 2020 14:27 WIB

Sekjen PBSI Apresiasi Penundaan Piala Thomas dan Uber 2020

Piala Thomas dan Uber 2020 diundur tahun depan.

Rep: Fitrianto/ Red: Israr Itah
Sekjen PP PBSI, Achmad Budiharto
Foto: Humas PBSI
Sekjen PP PBSI, Achmad Budiharto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PBSI mengapresiasi keputusan yang diambil oleh  Badminton World Federation (BWF) atas penundaan Piala Thomas dan Uber 2020 yang rencananya digelar 3-11 Oktober di Aarhus Denmark. PBSI menilai kesehatan dan keselamatan pemain serta stakeholder badminton merupakan prioritas utama. 

Sejak memutuskan untuk mundur, PBSI berharap pelaksanaan kejuaraan Piala Thomas dan Uber 2020 ditunda. Akhirnya BWF dan panitia penyelenggara Piala Thomas dan Uber 2020 telah memutuskan untuk menunda ajang perebutan dua supremasi bergengsi tersebut ke tahun 2021. Langkah ini diambil BWF setelah sejumlah negara, salah satunya Indonesia, menyatakan mundur dari kejuaraan beregu paling bergengsi tersebut.

Baca Juga

"Kami bersyukur pada akhirnya BWF bisa memahami kekhawatiran dan kegelisahan para atlet serta stakeholder badminton lainnya tentang kondisi Covid-19 yang belum teratasi dengan baik di Indonesia maupun di negara-negara pelaksana atau peserta," ujar Achmad Budiharto, Sekretaris Jenderal PP PBSI. 

Dengan diundurnya perhelatan Piala Thomas danUber 2020 ke tahun depan, maka Indonesia berpeluang untuk ikut serta. Sebagai unggulan pertama di tim putra, Indonesia masih berpeluang besar untuk memenangkan Piala Thomas.  

"Baru ada informasi ditunda hingga tahun 2021, dan belum ada informasi di bulan apa, tetapi kemungkinan setelah olimpiade. Kalau ini benar, kami bisa fokus ke olimpiade dulu," tutur Budiharto dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Rabu (16/9). 

Selain itu, BWF juga mengumumkan bahwa Denmark Open 2020 yang akan berlangsung di Odense, tetap akan berjalan sesuai jadwal yaitu pada 13-18 Oktober 2020. Sedangkan Denmark Masters 2020 yang rencananya diadakan pada 20-25 Oktober 2020 akhirnya dibatalkan. 

"Indonesia tetap tidak akan mengirim wakil ke Denmark Open, karena para pemain masih belum terlalu yakin dengan jaminan kesehatan dan keselamatan mereka. Mereka akan mulai bertanding lagi di kejuaraan seri Asia yang kemungkinan akan diselenggarakan di Thailand," tutur Budiharto. 

"Kami sudah mendapat informasi tentang jaminan, mekanisme serta prosedur yang akan dilakukan di Thailand. Secara prinsip, apa yang dilakukan Thailand jauh lebih baik dan komprehensif dari segi jaminan keselamatan bagi pemain," lanjutnya. 

Budiharto mengatakan bahwa PBSI telah berdiskusi dengan para pemain mengenai kejuaraan seri Asia. Para pemain tidak keberatan untuk turun main di kejuaraan seri Asia yang akan dimulai pada November 2020 mendatang karena dari segi lokasi, Thailand lebih dekat dengan Indonesia sehingga waktu perjalanan lebih pendek. Selain itu, seperti telah dijelaskan Budiharto, jaminan penanganan kasus Covid-19 oleh Thailand lebih komprehensif. 

Dengan adanya rencana ini, PBSI akan mengkaji ulang penyelenggaraan home tournament ketiga dengan format Piala Sudirman, seperti yang pernah diumumkan setelah ajang Mola TV PBSI Thomas & Uber Cup Simulation 2020. 

Budiharto mengatakan bahwa tim Pembinaan dan Prestasi bersama tim pelatih tiap sektor akan memutuskan apakah masih perlu diadakan turnamen internal untuk melihat kesiapan atlet di turnamen seri Asia pada November mendatang. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement