REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Tottenham Hotspur berpeluang mendapatkan tanda tangan Gareth Bale kedua kalinya. Sebelumnya pada 2007 hingga 2013, winger asal Wales memperkuat klub tersebut.
Setelahnya Bale merapat ke Real Madrid. Bersama Madrid, jebolan akademi Southampton ini sukses besar. Ia meraih segalanya dalam balutan kostum si putih. Beberapa di antaranya, dua gelar La Liga Spanyol, dan empat trofi Liga Champions.
Awalnya Bale adalah pemain utama di Los Blancos. Situasi berubah ketika Zinedine Zidane datang. Dalam dua masa kepelatihan Zidane di Madrid, sang winger terpinggirkan. Zizou lebih memilih orang-orang seperti Isco dan Vinicius jr untuk menyisip area sayap El Real.
Walhasil Bale dilanda ketidaknyamanan. Hubungan antara winger 31 tahun itu, dengan pelatihnya, mengalami keretakan. Spurs memanfaatkan situasi tersebut. Petinggi the Lilywhites, Danile Levy ingin memulangkan Bale ke klub masa lalunya.
"Namun ia harus meminta persetujuan pelatih Jose Mourinho terlebih dahulu," demikian laporan yang dikutip dari Express, Rabu (16/9).
Pada 2016 hingga 2018, Mourinho pernah membesut Manchester United. Saat itu ia juga menginginkan Gareth Bale. Sehingga Mou diprediksi sepakat dengan Levy. Kebetulan ia mulai jengah melihat performa Dele Alli.
"Alli bisa saja pindah ke Bernabeu sebagai bagian dari transfer Bale," tambah laporan dari Express.
Beberapa pekan lalu, kapten Wales sempat mengelurkan uneg-unegnya. Sejujurnya ia ingin mendapatkan jam bermain lebih. Bale mengakui, sulit mendapatkan hal itu di Real Madrid.
Konteksnya selama Madrid masih dilatih Zidane. Muncul isu tim-tim Liga Primer Inggris tertarik meminangnya.
"Jika opsi itu muncul, saya pasti akan melihatnya," ujar Bale.
Pada dasarnya sang winger selalu mengikuti perkembangan Spurs. Ia memuji aksi mantan klubnya yang berhasil mencapai final Liga Champions musim 2018/2019.