Rabu 16 Sep 2020 15:06 WIB

Mulan Diunduh 400 Ribu Kali di Situs Film Bajakan China

Disney kembali menghadapi masalah pembajakan film Mulan, seperti kejadian 1999.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Reiny Dwinanda
Film live-action Disney, Mulan, banyak diunduh secara ilegal di China.
Foto: Jasin Boland/Disney via AP
Film live-action Disney, Mulan, banyak diunduh secara ilegal di China.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pembajakan film Mulan di China telah membuat Disney merugi pada tahun 1999. Musikal animasi Mulan dirilis di China pada awal 1999, sembilan bulan telah berlalu sejak debut internasionalnya.

Sementara itu, salinan bajakannya lebih dulu tersedia secara luas dalam CD. Mulan pun gagal di negara tersebut.

Baca Juga

Sekarang, sepertinya sejarah terulang kembali. Remake live-action Mulan menjadi film paling banyk dibajak di dunia selama akhir pekan pertama secara daring, menurut data dari iknowwhatyoudownload.com.

Mulan diputar di Disney + dan beberapa pasar lainnya pada Jumat (4/9). Film tersebut tersedia secara luas di situs pembajakan dalam waktu satu jam setelah ditayangkan.

Di China, Mulan diunduh lebih dari 250 ribu kali melalui protokol pengunduhan peer-to-peer BitTorrent pada hari Ahad pekan itu. Dilansir South China Morning Post, Rabu (16/9), kemungkinan masih banyak di situs lain yang menyediakan tayangan film yang dibintangi Liu Yifei tersebut.

Soalnya, situs streaming dan unduhan ilegal dari platform cloud, seperti Baidu Wangpan, lebih sulit dilacak. Beberapa situs streaming yang terkenal dengan konten bajakan menghadirkan Mulan aktif satu hari setelah dirilis.

Pembajakan mungkin mengganggu Disney, tetapi Mulan tidak benar-benar gagal di China ketika tayang di bioskop akhir pekan lalu Film ini menduduki puncak box office China dengan perkiraan 23,2 juta dolar AS, saat bioskop beroperasi dengan setengah kapasitas di tengah masa pemulihan akibat pandemi Covid-19.

Hanya saja, angka tersebut masih ketinggalan 28,9 juta dolar AS dari film arahan Christopher Nolan berjudul Tenet pada pekan pertama penayangan di China. Sementara itu, film perang blockbuster domestik The Eight Hundred meraih 175 juta dolar AS dalam sepekan setelah dirilis pada 21 Agustus dan menghasilkan lebih dari 330 juta dolar AS hingga saat ini.

Mengingat asal-usul cerita dalam cerita rakyat China, Mulan seharusnya lebih laris. Film tersebut juga telah diganggu oleh kontroversi di luar China terkait protes tahun lalu di Hong Kong dan informasi mengenai lokasi film sebagian difilmkan di Xinjiang, di mana China menghadapi tuduhan pelanggaran hak asasi manusia terhadap minoritas Muslim Uighur di kawasan itu.

Penutupan bioskop yang berkepanjangan selama pandemi juga membuat Disney membuat langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan membuat debut film senilai 200 juta dolar AS secara online. Menurut Paul Dergarabedian, analis media senior di Comscore, penayangan online membawa film itu ke 'jalur memutar' untuk dirilis.

"Meskipun mungkin tidak memenuhi harapan dalam pembukaannya di China, sulit untuk menentukan apakah kontroversi seputar film itu berdampak atau apakah pembajakan mungkin telah memainkan peran," kata Dergarabedian seraya menyebut bahwa perlu waktu untuk menilai kinerja film secara keseluruhan.

Pembajakan film berlangsung cepat di China. Pada 4 September, China telah melihat 49 ribu unduhan Mulan. Keesokan harinya, unduhan membengkak menjadi hampir 139 ribu, dengan 74.300 unduhan lainnya pada hari Ahad.  Total unduhan melampaui 400 ribu hingga 10 September sebelum mulai diputar di bioskop pada hari berikutnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement