Rabu 16 Sep 2020 17:18 WIB

Resesi Mengancam, Jokowi tak Gentar Ekonomi Tembus 5 Persen

Dorong ekonomi, konsumsi pemerintah ini menjadi modal setelah konsumsi rumah tangga.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Friska Yolandha
Meski resesi mengancam, Presiden Joko Widodo (Jokowi) masih optimistis ekonomi nasional mampu tumbuh positif di kuartal III 2020 ini. Tak tanggung-tanggung, Jokowi ingin kinerja ekonomi bisa tumbuh tak jauh dari capaian kuartal III 2019 lalu, 5,02 persen.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Meski resesi mengancam, Presiden Joko Widodo (Jokowi) masih optimistis ekonomi nasional mampu tumbuh positif di kuartal III 2020 ini. Tak tanggung-tanggung, Jokowi ingin kinerja ekonomi bisa tumbuh tak jauh dari capaian kuartal III 2019 lalu, 5,02 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski resesi mengancam, Presiden Joko Widodo (Jokowi) masih optimistis ekonomi nasional mampu tumbuh positif di kuartal III 2020 ini. Tak tanggung-tanggung, Jokowi ingin kinerja ekonomi bisa tumbuh tak jauh dari capaian kuartal III 2019 lalu, 5,02 persen. Hal tersebut disampaikan Ketua Satgas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi, Budi Gunadi Sadikin dalam keterangan pers di Kantor Presiden, Rabu (16/9). 

"September ini merupakan akhir dari kuartal III untuk menjaga, atau mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia sebisa mungkin. Sesuai arahan Presiden agar bisa ada di kisaran yang sama, dengan angka di kuartal III tahun lalu," kata Budi. 

Baca Juga

Indonesia memang harus mencatatkan kinerja ekonomi yang positif pada kuartal III ini agar terhindari dari resesi. Sebagai pengingat, pertumbuhan ekonomi nasional sempat minus 5,32 persen pada kuartal II lalu. 

Berkaca dari kondisi inilah, pemerintah perlu menaikkan kecepatan putaran roda ekonomi. Bahan bakar utama demi menggerakkan roda perekonomian nasional saat ini adalah belanja pemerintah. Konsumsi pemerintah ini menjadi modal utama setelah konsumsi rumah tangga yang biasanya menyumbang kontribusi ekonomi terbesar, ikut anjlok akibat pandemi Covid-19.