Rabu 16 Sep 2020 17:54 WIB

MUI Tolak dan tidak Ikut Program Sertifikasi Dai Kemenag

MUI sudah punya program standardisasi kompetensi dai sejak lama.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Ani Nursalikah
MUI Tolak dan tidak Ikut Program Sertifikasi Dai Kemenag. Wakil Ketua Umum MUI KH Muhyiddin Junaidi.
Foto: Republika/Prayogi
MUI Tolak dan tidak Ikut Program Sertifikasi Dai Kemenag. Wakil Ketua Umum MUI KH Muhyiddin Junaidi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyampaikan tetap menolak program penceramah atau dai bersertifikasi Kementerian Agama (Kemenag). Bila Kemenag bersikeras melaksanakan program tersebut, MUI tidak ikut campur dalam program tersebut.

Wakil Ketua Umum MUI, KH Muhyiddin Junaidi menyampaikan, Kemenag sampai sekarang tidak pernah menghubungi Dewan Pimpinan MUI terkait program penceramah bersertifikat. Sikap MUI sudah jelas, yakni menolak program penceramah bersertifikat yang akan digelar Kemenag. 

Baca Juga

"Karena itu (program standarisasi kompetensi dai) domain ormas-ormas Islam," kata Kiai Muhyiddin kepada Republika.co.id, Rabu (16/9).

Ia menyampaikan, MUI khawatir program penceramah bersertifikat Kemenag akan disalahgunakan. MUI juga sudah punya program standardisasi kompetensi dai sejak lama dengan nama yang berbeda. Maka, MUI tetap tegas tidak ikut campur dengan program penceramah bersertifikat Kemenag. 

Ia mengatakan, kalau ormas-ormas mau bergabung dengan program penceramah bersertifikat, itu hak preogratif mereka. MUI tidak melarang ormas-ormas bergabung dengan program Kemenag itu.

"Tapi jangan terus mengatakan seakan-akan yang tidak ikut itu (program penceramah bersertifikat Kemenag) tidak memiliki otoritas berceramah," ujarnya.

Kiai Muhyiddin menyampaikan, MUI memandang dakwah tanggung jawab masing-masing Muslim dan Muslimah. Maka, sertifikat dari program penceramah bersertifikat tidak dibutuhkan.

Seandainya Kemenag bersikeras menjalankan program itu, ia menegaskan, MUI tidak ikut programnya. Kemenag dipersilakan melaksanakan programnya.

Sebab MUI telah menyampaikan sebaiknya program peningkatan wawasan dai diserahkan ke ormas masing-masing, bukan diserahkan ke pemerintah. Ia mengatakan, MUI sudah mengeluarkan pernyataan sikap dan pandangan tentang program penceramah bersertifikat Kemenag. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement