Rabu 16 Sep 2020 20:20 WIB

Pemkot Cirebon Minta Keraton tak Gelar Panjang Jimat

Rekomendasi dikeluarkan mengingat terus meningkatnya kasus terkonfirmasi Covid-19 di

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Agus Yulianto
Upacara tradisional panjang jimat di keraton Cirebon. (Ilustrasi)
Foto: Republika/Ririn Liechtiana
Upacara tradisional panjang jimat di keraton Cirebon. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Pemkot Cirebon meminta agar tradisi panjang jimat yang biasa digelar di sejumlah keraton di Kota Cirebon untuk tahun ini ditiadakan. Hal itu akibat terjadinya pandemi Covid-19.

Sekda Kota Cirebon, Agus Mulyadi, mengungkapkan, Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Cirebon telah merekomendasikan untuk tidak menggelar tradisi panjang jimat pada peringatan Maulud Nabi Muhammad SAW. Tak hanya itu, pasar dadakan yang biasanya digelar selama sebulan untuk memeriahkan panjang jimat juga diminta untuk ditiadakan.

Agus mengungkapkan, rekomendasi tersebut akan segera dikirimkan ke sejumlah keraton yang biasa menggelar tradisi muludan. Maulid Nabi Muhammad SAW tahun ini jatuh pada 28 Oktober 2020.

"Kita juga akan melakukan mediasi dengan Pak Sultan supaya bisa memberikan semacam maklumat  peniadaan tradisi tersebut," kata Agus, Rabu (16/9).

Agus mengungkapkan, rekomendasi itu dikeluarkan mengingat terus meningkatnya kasus terkonfirmasi Covid-19 di Kota Cirebon. Sedangkan tradisi panjang jimat dan pasar dadakan setiap tahun selalu didatangi warga dari berbagai daerah dalam jumlah banyak. 

 

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
سَيَقُوْلُوْنَ ثَلٰثَةٌ رَّابِعُهُمْ كَلْبُهُمْۚ وَيَقُوْلُوْنَ خَمْسَةٌ سَادِسُهُمْ كَلْبُهُمْ رَجْمًاۢ بِالْغَيْبِۚ وَيَقُوْلُوْنَ سَبْعَةٌ وَّثَامِنُهُمْ كَلْبُهُمْ ۗقُلْ رَّبِّيْٓ اَعْلَمُ بِعِدَّتِهِمْ مَّا يَعْلَمُهُمْ اِلَّا قَلِيْلٌ ەۗ فَلَا تُمَارِ فِيْهِمْ اِلَّا مِرَاۤءً ظَاهِرًا ۖوَّلَا تَسْتَفْتِ فِيْهِمْ مِّنْهُمْ اَحَدًا ࣖ
Nanti (ada orang yang akan) mengatakan, ”(Jumlah mereka) tiga (orang), yang ke empat adalah anjingnya,” dan (yang lain) mengatakan, “(Jumlah mereka) lima (orang), yang ke enam adalah anjingnya,” sebagai terkaan terhadap yang gaib; dan (yang lain lagi) mengatakan, “(Jumlah mereka) tujuh (orang), yang ke delapan adalah anjingnya.” Katakanlah (Muhammad), “Tuhanku lebih mengetahui jumlah mereka; tidak ada yang mengetahui (bilangan) mereka kecuali sedikit.” Karena itu janganlah engkau (Muhammad) berbantah tentang hal mereka, kecuali perbantahan lahir saja dan jangan engkau menanyakan tentang mereka (pemuda-pemuda itu) kepada siapa pun.

(QS. Al-Kahf ayat 22)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement