REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Jawa Barat Hery Antasari menyampaikan, Dishub Jabar pun berupaya meminimalisir potensi kecelakaan di sejumlah lokasi yang cukup rawan. Salah satunya adalah dengan melaksanakan perintah Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dengan melakukan pemasangan roller berrier di Tanjakan Cikidang, Kabupaten Sukabumi beberapa waktu lalu.
Sejauh ini, sudah ada sembilan titik yang menggunakan roller barier. Jumlah titik tersebut akan terus ditambah. "Kemarin di Cikidang kan berfungsi ya, ada truk yang menabrak tapi dia tidak fatal karena terbantu oleh fungsinya roller barrier ini," kata Hery, Rabu (16/9).
Untuk 2020 ini, kata dia, percepatan penyediaan fasilitas lalu lintas di Jawa Barat sedikit tersendat. Hal itu terjadi, karena adanya refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19. Dimana Dishub Jabar diminta untuk merasionalkan anggaran.
Meskipun pembangunan fasilitas lalu lintas ini ditunda hingga 2021 nanti, Dishub Jabar akan tetap memiliki PR yang harus dikejar. Terlebih untuk meningkatkan satu persen angka kuantitas fasilitas lalu lintas di Jabar saja membutuhkan anggaran yang cukup besar.
"Meningkatkan satu persen saja kita butuh minimal, itu belum bicara pemasangan roller barrier ya, kita butuh Rp 16 miliar," kata Hery.
Dengan begitu, kata dia, pada 2023 nanti, jika ditargetkan sebanyak 55 persen jalan di Jabar sudah terpasang fasilitas lalu lintas, maka dibutuhkan anggaran sekitar Rp 200 miliar. Angka tersebut hanya sekadar dapat memenuhi kuota fasilitas lalu lintas sebanyak 55 persen dari sekitar 2.360 kilometer jalan provinsi Jawa Barat.
"Artinya, belum bicara mengenai terminal, pelabuhan, maupun terkait kajian seperti survei origin destination," kata Hery.