REPUBLIKA.CO.ID, BISHKEK -- Para pemimpin agama atau ulama-ulama Kyrgyzstan akan mengambil kursus pelatihan di Akademi Diplomatik Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) dalam bidang hubungan internasional, resolusi konflik, perang informasi modern. Hal ini diumumkan Wakil Mufti, Kadyr Malikov.
Menurut Kadyr, kesepakatan antara Direktorat Spiritual Umat Islam Kyrgyzstan (SDMK) dan universitas rencananya akan ditandatangani pada Oktober mendatang. "Kami meluncurkan kursus khusus untuk karyawan muftiyat dan subdivisinya, ini mencakup pelajaran tentang geopolitik, kebijakan luar negeri Kyrgyzstan, manajemen konflik, perang informasi modern," kata Kadyr, dilansir dari 24KG, Selasa (15/9).
"Tujuan kursus ini memperluas pandangan dunia dan membiasakan diri dengan proses politik saat ini di dunia dan kawasan dengan partisipasi faktor eksternal. Setelah selesai, sertifikat negara dari akademi diplomatik Kementerian Luar Negeri akan dikeluarkan," kata Kadyr.
Dia mengatakan persiapan teknis juga sedang dilakukan untuk meluncurkan hotline anonim, di mana warga dapat menerima nasihat tentang aturan syariah Islam atau dukungan spiritual kapan saja sepanjang hari. "Komisi etika dan disiplin SDMK sedang dibentuk, masalah etika, pelanggaran piagam internal, rekonsiliasi keluarga sedang dipertimbangkan," kata Wakil Mufti.
Sebagaimana diketahui, seorang anggota Majelis Ulama Kadyr diangkat menjadi Wakil Mufti pada Agustus, yakni Kadyr Malikov.