REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Minat masyarakat di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) masuk pasar modal cukup tinggi, meskipun adanya pandemi virus corona (COVID-19).
"Hingga Agustus 2020, jumlah investor di Sulut mencapai 23.149, yang terdiri atas 12.631 investor saham, dan 10.518 investsor reksa dana dan obligasi," kata Kepala Bursa Efek Indonesia (BEI) Perwakilan Sulut, Mario Iroth, di Manado, Rabu (16/9).
Dia mengatakan pertumbuhan jumlah investor saham di Sulut hingga Agustus 2020 meningkat 13,2 persen, meskipun secara prosentase menurun jika dibandingkan posisi yang sama tahun 2019 yang mengalami pertumbuhan 26,7 persen.
"Pertumbuhan investor sebesar 13,2 persen, patut disyukuri, ditengah pandemi saat ini," katanya.
Sampai dengan Agustus 2020, katanya, investor di Sulawesi Utara telah melakukan transaksi saham sebesar Rp2,1 triliun.
Investor milenial yang berusia rentang 18-25 tahun, katanya, masih mendominasi porsi demografi investor 46.7 persen. Disusul kelompok usia diatas 41 tahun sebesar 18,5 persen dari total investor Sulut. "Investor wanita menjadi yang paling dominan 55,7 persen," jelasnya.
Untuk itu, pihaknya bakal terus memberikan informasi ke publik melalui media sosial tentang pasar modalnya bagi yang belum jadi investor, memberikan informasi tentang strategi-strategi investasinya kepada para masyarakat yang sudah jadi investor.
BEI, katanya, akan terus melakukan sosialisasi dan edukasi bagi calon investor dan yang sudah menjadi investor saham di Sulut.