Kamis 17 Sep 2020 06:45 WIB

Partai Komunis China Tuntut Loyalitas Sektor Swasta

Partai Komunis China meminta sektor swasta menunjukan loyalitas mereka

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Partai Komunis China meminta sektor swasta menunjukan loyalitas mereka. Ilustrasi.
Foto: Roman Pilipey/EPA
Partai Komunis China meminta sektor swasta menunjukan loyalitas mereka. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Partai Komunis China meminta sektor swasta menunjukan loyalitas mereka. Alasannya karena tantangan eksternal yang dihadapi perekonomian terbesar kedua di dunia itu kian besar, mulai dari sikap permusuhan Amerika Serikat (AS) hingga pandemi virus corona.

Presiden Xi Jinping sudah berulang kali berjanji untuk mendukung sektor-sektor penting untuk meningkatkan pertumbuhan dan lapangan kerja. Namun dalam beberapa tahun terakhir Partai Komunis semakin mempererat cengkraman mereka ke sektor swasta.

Baca Juga

Caranya dengan membeli saham atau mendirikan kantor pemerintah di perusahaan besar. Rabu (16/9) kantor berita Xinhua melaporkan pada Selasa (15/9) malam lalu Partai Komunis China merilis pedoman untuk para pengusaha.

Pedoman tersebut mengarahkan para pengusaha bagaimana menempatkan posisi mereka secara politis. Partai Komunis mengatakan dengan meningkatnya tantangan dan beragamnya nilai dan kepentingan pengusaha, maka para pengusaha harus 'menjaga konsistensi yang tinggi' dalam aspek posisi, arah, dan prinsip-prinsip partai.

"Kami harus membangun tim tulang punggung rakyat di ekonomi swasta yang dapat diandalkan dan digunakan pada momen-momen kritis," kata Partai Komunis China dalam pedoman tersebut.  

Partai Komunis juga mendorong perusahaan-perusahaan swasta berpartisipasi dalam reformasi perusahaan negara dan inisiatif 'Belt and Road'. Di saat yang sama partai juga berjanji memperbaiki lingkungan usaha untuk mereka.  

Sektor swasta China yang sebelumnya bergeliat kini kesulitan untuk keluar dari dampak ekonomi pandemi virus corona. Kondisi ini terjadi walau pemerintah sudah berjanji meningkatkan kredit, memotong pajak, dan membuka pintu lebih lebar lagi bagi sektor swasta di perekonomian yang didominasi negara.

Dosen bisnis China dan Asia Timur di King's College London, Xin Sun, mengatakan pandemi dan semakin retaknya hubungan dengan Amerika membuat sektor swasta khawatir dengan status politik mereka. Hal ini membuat banyak pengusaha kehilangan keyakinan terhadap prospek perekonomian China.

"Juga masa depan kekuasaan Komunis, di saat yang sama partai masih membutuhkan kontribusi dari sektor swasta terutama di masa sulit, di berbagai ekonomi dan politik penting," kata Sun.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement