REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Wakil Kepala Badan Ideologi Pancasila (BPIP) Hariyono mengatakan, kearifan lokal di Kudus sangat pas dijadikan untuk pembelajaran persatuan, seperti toleransi yang diajarkan oleh Sunan Kudus. Kearifan lokal merupakan hal penting karena sangat bersentuhan dengan masyarakat.
"Pancasila harus disosialisasikan bersama. Karena Pancasila falsafah bangsa," kata Hariyono kepada wartawan saat membuka seminar nasional di Universitas Muria Kudus (UMK) dengan tajuk 'Penanaman Nilai-nilai Pancasila Mencegah Sikap Intoleransi dan Paham Radikalisme pada Generasi Milinial' di Gedung J UMK, Jawa Tengah, Rabu (16/9).
Pancasila harus terus didengungkan, kata dia, karena selama 75 Indonesia merdeka masih ada sejumlah kelompok Intoleran yang bakal mengganti Pancasila.
Sementara itu, Wakil Rektor IV Universitas Muria Kudus (UMK) Subarkah mengatakan, kegiatan ini merupakan kerja sama dengan Magister Ilmu Hukum (MIH) UMK. Salah satu misi UMK sejak yakni mengembangkan kearifan lokal."Seminar ini diharapkan meminimalisir intoleransi dan radikalisme," ujarnya.
Kearifan lokal yang ada di Kudus banyak yang bisa diambil, salah satunya sikap toleransi, sehingga siapa saja yang menjalankan pancasila, tentu akan memiliki sikap tersebut. ”Pancasila harus dijadikan ruang pertemuan,” imbuhnya.
Maksudnya, perbedaan agama, suku, budaya dan lainnya tidak perlu dipertentangkan, pancasila justru dijadikan ruang pertemuan perbedaan tersebut. Selanjutnya mengarah kepada keadilan sosial. Dia juga mengaku, pihaknya siap menjadi pelopor untuk mensosialisasikan Pancasila di Pantura Timur. "Pancasila sebagai ruang pertemuan sebagai perbedaan,” katanya.