Kamis 17 Sep 2020 08:27 WIB

Fed AS Pertahankan Suku Bunga Mendekati Nol

Kebijakan suku bunga mendekati nol persen ini kemungkinan dipertahankan hingga 2023.

The Fed/Ilustrasi
Foto: ABC News
The Fed/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Federal Reserve AS (Fed) pada Rabu (16/9) waktu setempat atau Kamis (17/9) pagi WIB mempertahankan suku bunga acuan tidak berubah di level terendah mendekati nol. Keputusan Fed ini mengisyaratkan untuk mempertahankan kisaran target suku bunga tersebut hingga setidaknya pada 2023.

Pemulihan telah berkembang lebih cepat dari yang diperkirakan secara umum, tetapi aktivitas keseluruhan tetap jauh di bawah level sebelum pandemi dan jalan di depan tetap sangat tidak pasti, Ketua Fed Jerome Powell mengatakan pada konferensi pers virtual Rabu (16/9) sore, setelah pertemuan kebijakan dua hari Fed.

Baca Juga

Kepala bank sentral mencatat sekitar setengah dari 22 juta pekerjaan yang hilang pada Maret dan April telah diperoleh kembali ketika banyak orang kembali bekerja, dan tingkat pengangguran tetap tinggi di 8,4 persen pada Agustus. Dia menambahkan, tingkat pengangguran kemungkinan tiga persen lebih tinggi dari data resmi, mengingat orang-orang yang salah diidentifikasi sebagai pekerja dan menurunnya partisipasi angkatan kerja.

Ke depan, Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC), badan pengaturan kebijakan The Fed, memproyeksikan tingkat pengangguran akan terus menurun, menurut proyeksi ekonomi terkini.

Proyeksi median untuk tingkat pengangguran adalah 7,6 persen pada akhir tahun ini, dan 4,0 persen pada akhir tahun 2023. Angka tersebut masih di atas angka terendah historis 3,5 persen yang dialami negara itu sebelum pandemi Covid-19.

Sementara itu, inflasi diperkirakan mencapai 1,2 persen pada akhir tahun ini, dan secara bertahap akan meningkat sebelum mencapai 2,0 persen pada akhir 2023. Bank sentral juga mencatat bahwa jalur ekonomi akan sangat bergantung pada perjalanan virus.

"Krisis kesehatan masyarakat yang sedang berlangsung akan terus membebani aktivitas ekonomi, lapangan kerja, dan inflasi dalam waktu dekat, dan menimbulkan risiko cukup besar terhadap prospek ekonomi dalam jangka menengah," kata The Fed dalam pernyataan FOMC terbaru.

Mengingat penilaian ini, FOMC memutuskan untuk mempertahankan kisaran target suku bunga dana federal pada 0 hingga 0,25 persen, tingkat yang belum berubah sejak Maret.

Komite memperkirakan akan tepat untuk mempertahankan kisaran target ini sampai kondisi pasar tenaga kerja mencapai tingkat yang konsisten dengan penilaian Komite atas lapangan kerja maksimum dan inflasi telah meningkat menjadi 2,0 persen dan berada di jalur yang cukup untuk melebihi 2,0 persen untuk beberapa waktu, menurut pernyataan.

Ketika diminta untuk menjelaskan secara spesifik tentang lonjakan inflasi, Powell mengatakan kepada wartawan bahwa "kami menahan dorongan untuk mencoba membuat semacam aturan atau formula di sini."

"Kami ingin mencapai inflasi yang rata-rata 2,0 persen dari waktu ke waktu," kata ketua Fed. "Dan jika kami melakukan itu, ekspektasi inflasi akan tepat pada 2,0 persen dan itu akan membantu kami mencapai inflasi 2,0 persen dari waktu ke waktu dan menghindari situasi di mana bank sentral kehilangan kemampuannya untuk mendukung perekonomian."

Powell juga mencatat bahwa lebih banyak dukungan fiskal mungkin diperlukan untuk mendukung pemulihan ekonomi, karena tingkat pengangguran tetap tinggi, banyak usaha kecil sedang kesulitan, dan pemerintah negara bagian dan pemerintah daerah berada dalam situasi keuangan yang mengerikan.

"Diperlukan beberapa saat untuk kembali ke tingkat aktivitas ekonomi dan lapangan kerja yang berlaku pada awal tahun ini, dan mungkin diperlukan dukungan lanjutan dari kebijakan moneter dan fiskal untuk mencapai itu," katanya.

sumber : Antara/Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement