Kamis 17 Sep 2020 14:13 WIB

AS Diminta Jawab Tuduhan Pelecehan di Penampungan Imigran

Meksiko menyinggung tuduhan pelecehan seksual dan histerektomi di penampungan imigran

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Migran dari Amerika Tengah, bagian dari karavan yang berharap mencapai perbatasan AS, bergerak di jalan di Tapachula, Negara Bagian Chiapas, Meksiko. Meksiko menyinggung tuduhan pelecehan seksual dan histerektomi di penampungan imigran. Ilustrasi.
Foto: AP Photo/Isabel Mateos
Migran dari Amerika Tengah, bagian dari karavan yang berharap mencapai perbatasan AS, bergerak di jalan di Tapachula, Negara Bagian Chiapas, Meksiko. Meksiko menyinggung tuduhan pelecehan seksual dan histerektomi di penampungan imigran. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, MEXICO CITY -- Meksiko mengatakan telah meminta laporan resmi dari pihak berwenang Amerika Serikat (AS) mengenai dugaan pelanggaran di pusat penampungan imigran. Mereka menyinggung tuduhan pelecehan seksual dan histerektomi (pengangkatan rahim) ilegal.

Permintaan ini diumumkan setelah seorang suster membocorkan rahasia apa yang terjadi di pusat penampungan imigran di Georgia. Dalam keluhannya, perawat itu mengatakan para imigran menjalani histerektomi dan prosedur ginekologis lainnya dengan cara yang tidak tepat.  

Baca Juga

Keluhan suster tersebut tidak menyebutkan asal negara imigran. Pada kasus yang berbeda pemerintah Meksiko mengatakan kantor konsulat mereka di El Paso, Texas telah menghubungi seorang perempuan Meksiko dan pengacaranya.

Setelah muncul tuduhan pelecehan seksual yang dilakukan agen Badan Penegak Hukum Imigran dan Bea Cukai (ICE) AS, Meksiko tidak menyampaikan detail kasus itu lebih lanjut. Agustus lalu ProPublic dan The Texas Tribune melaporkan penjaga pusat penampungan imigran di El Paso melecehkan sejumlah imigran salah satunya seorang perempuan Meksiko. Saat itu ICE mengatakan akan menyelidiki tuduhan tersebut.

Pemerintah Meksiko mengatakan kedua konsulat meminta kejelasan dari pihak berwenang AS. Mereka juga mencoba mengidentifikasi korban dari Meksiko.

Meksiko mengatakan telah mengaktifkan mekanisme perlindungan konsulat dan personel konsulat telah meningkatkan perhatian mereka di pusat penahanan. Hal ini dilakukan demi memastikan hak-hak warga Meksiko terpenuhi.

"Melalui berbagai instrumen hukum dan diplomatik pemerintah Meksiko akan menindaklanjuti kasus ini untuk sepenuhnya memahami apa yang sebenarnya terjadi," kata pemerintah Meksiko dalam pernyataan mereka, Kamis (17/9).

ICE tidak menanggapi permintaan komentar mengenai hal ini. Pada Senin (14/9) organisasi advokasi Project South dan Government Accountability Project mengajukan keluhan perawat itu ke Inspektorat Jenderal Departemen Keamanan Dalam Negeri AS. ICE membantah tuduhan tersebut.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement