Kamis 17 Sep 2020 14:22 WIB

Donald Trump Sebut Menantunya Pemimpin Hebat Bagi Israel

Donald Trump meminta Yahudi Amerika memilihnya dalam pemilihan presiden November

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Presiden Donald Trump berbicara dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu selama upacara penandatanganan Perjanjian Abraham di Halaman Selatan Gedung Putih, Selasa, 15 September 2020, di Washington.
Foto: AP/Alex Brandon
Presiden Donald Trump berbicara dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu selama upacara penandatanganan Perjanjian Abraham di Halaman Selatan Gedung Putih, Selasa, 15 September 2020, di Washington.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Dalam pertemuan dengan pemimpin-pemimpin umat Yahudi Amerika, Presiden Donald Trump sebut penasihat senior dan menantunya Jared Kushner sebagai 'pemimpin yang hebat bagi Israel'. Di akhir pidatonya Trump menyamakan Yahudi Amerika dengan orang Israel.

"Kami benar-benar menghargai Anda, kami juga mencintai negara Anda," kata Trump seperti dikutip Middle Eest Eye, Kamis (17/9).

Baca Juga

Dalam pertemuan itu Trump meminta Yahudi Amerika memilihnya dalam pemilihan presiden bulan November mendatang. Dalam acara pesta Hanukkah di Gedung Putih dua tahun yang lalu, Trump juga menyamakan orang Yahudi Amerika dengan orang Israel.

Trump memperkenalkan Kushner sebagai 'pemimpin yang luar biasa bagi Israel'. Kushner pejabat AS yang membantu menengahi proses normalisasi hubungan Uni Emirat Arab dan Bahrain dengan Israel. Dua kesepakatan yang resmi ditanda tangani pada Selasa (14/9) lalu.  

Pernyataan itu menunjukkan Trump mengaburkan batas antara acara presidensial dengan kampanye politik. Sebelum Trump, para presiden AS merasa tidak etis menggunakan Gedung Putih atau acara kepresidenan untuk kampanye politik.

Dalam acara itu, Trump mengatakan jika ia tidak terpilih kembali dalam pemilihan presiden 3 November mendatang maka Israel akan menderita. Ia juga meminta orang-orang yang mendengarkan berkampanye untuknya.

"Saya harus katakan ini, apa pun yang Anda lakukan, 3 November akan menjadi sangat penting karena jika kami tidak menang, Israel dalam masalah besar," kata Trump.

Trump membuat sejumlah konsensi dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Salah satunya memindahkan Kedutaan Besar AS ke Yerusalem, mengakui kedaulatan Israel atas daratan tinggi Golan dan yang terbaru menormalisasi hubungan dengan UEA dan Bahrain.

Trump juga mengaku AS memberikan bantuan tahunan untuk Israel sebesar 4,2 miliar dolar AS. Walaupun angka sebenarnya adalah 3,8 miliar dolar dan dimulai sejak pemerintah mantan Presiden Barack Obama.

"Kami di Timur Tengah karena Israel, ini masa yang sangat penting bagi kehidupan dan keamanan Israel, dan kami akan melakukan pekerjaan yang baik," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement