REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Provinsi Jabar Dedi Taufik memastikan, masyarakat dari DKI Jakarta tetap diperbolehkan untuk berwisata di Jawa Barat. Karena, tidak ada larangan khusus meski angka penyebaran kasus COVID-19 di DKI Jakarta saat ini masih tinggi.
Untuk mencegah penyebaran virus di tempat wisata, Dedi memastikan, setiap kawasan wisata sudah memiliki gugus tugas untuk meminimalisasi orang yang terpapar virus. Pariwisata di Jabar, akan menerapkan berbagai protokol kesehatan Covid-19 mulai dari penegakan penggunaan masker, pengecekan suhu, hingga menyediakan lebih banyak tempat mencuci tangan.
"Memang DKI Jakarta ini menjadi epicentrum dalam penyebaran virus. Kita harus antisipasi dengan penerapan protokol yang lebih ketat di seluruh tempat wisata di Jabar," ujar Dedi ketika dihubungi, Kamis (17/9).
Dedi menilai, penutupan akses untuk warga DKI Jakarta datang ke Jabar sangat sulit dilakukan. Karena, sejauh ini, mayoritas wisatawan lokal yang singgah ke Jabar berasal dari provinsi tersebut.
Misalnya, kata dia, di kawasan Puncak, Bogor, hampir 70 persen orang yang datang berasal dari Jakarta dan sekitarnya. Begitu juga, mereka yang datang ke Pangandaran lebih banyak orang Jakarta dibandingkan dari Jawa Barat sendiri.
"Jadi untuk antisipasi kita telah menyiapkan berbagai prosedur dan fasilitas protokol kesehatan termasuk di kawasan destinasi wisata," kata Dedi.
Selama ini, kata dia, Dinas pariwisata di setiap kabupaten/kota sudah berupaya semaksimal mungkin dalam penerapan protokol kesehatan COVID-19. Pemprov Jabar pun sudah mewanti-wanti agar jangan sampai ada klaster baru penyebaran virus di kawasan ini.
Sejuah ini, kata dia, pelarangan warga DKI Jakarta berwisata ke Jabar tidak dilakukan sehingga kemungkinan penyebaran virus tetap ada. Namun, tingkat kewaspadaan sudah ditingkatkan sehingga ketika ada orang yang terindikasi terpapar bisa langsung diisolasi terlebih dulu.
"Dan sekarang juga orang Jakarta mungkin sudah agak riskan untuk bepergian jadi jumlah wisatawan tidak akan terlalu banyak," papar Dedi.
Dedi mengatakan, selama ini sektor pariwisata selalu menjadi andalan untuk pemasukan di Jabar. Sektor ini pun mampu menghidupi banyak masyarakat.
Menurutnya, perekonomian masyarakat di kawasan wisata kembali terpukul dengan adanya pembatasan akses wisatawan untuk berkunjung. Apalagi saat ini Disparbud Jabar tengah coba memulihkan sektor pariwisata yang diharap bangkit pada akhir Desember 2020.
"Jadi ada kelonggaran aktivitas tapi tetap kesehatan dikedepankan. Itu konsen kami. Jadi yang penting adalah kehati-hatian dan kewaspadaan," katanya.