Sunday, 29 Jumadil Awwal 1446 / 01 December 2024

Sunday, 29 Jumadil Awwal 1446 / 01 December 2024

Bamsoet Potret Penanganan Covid-19 di Indonesia

Kamis 17 Sep 2020 17:49 WIB

Red: Gita Amanda

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) melebarkan sayapnya sebagai penulis buku dengan menembus pasar internasional. Bekerja sama dengan Tiga Sekawan Footprint Research, dirinya meluncurkan buku ke-18, Save People Care for Economy, yang dicetak dan diterbitkan secara internasional oleh Amazon.

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) melebarkan sayapnya sebagai penulis buku dengan menembus pasar internasional. Bekerja sama dengan Tiga Sekawan Footprint Research, dirinya meluncurkan buku ke-18, Save People Care for Economy, yang dicetak dan diterbitkan secara internasional oleh Amazon.

Foto: MPR
Ciri khas penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia terletak pada gotong royong

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) melebarkan sayapnya sebagai penulis buku dengan menembus pasar internasional. Bekerja sama dengan Tiga Sekawan Footprint Research, dirinya meluncurkan buku ke-18, Save People Care for Economy, yang dicetak dan diterbitkan secara internasional oleh Amazon. Buku tersebut tersedia secara bilingual, Inggris dan Indonesia. Dibantu Dr. Marlinda Irwanti sebagai final writter, penulis resmi Amazon Roosiah Y sebagai associate writter, editor senior Kompas-Gramedia Irma Permanasari sebagai editor, serta kartunis senior Martono Lukito sebagai penyedia Art & Cartoon.

Buku Save People Care for Economy sudah bisa dipesan secara online di amazoncom. Terdapat dua versi, kindle e-book dengan harga sembilan dolar AS serta versi cetak dengan harga 29.05 dolar AS. Pemesanan versi cetak untuk pengiriman ke Indonesia juga tak terlalu lama. Sekitar satu hingga dua minggu, tergantung pilihan paket pengiriman yang dipilih.

Baca Juga

"Save People Care for Economy memotret beragam pemikiran saya tentang penanggulangan pandemi Covid-19 di Indonesia. Sejak awal mulai kemunculan pandemi, Indonesia tidak memilih jalan lockdown sebagaimana banyak dilakukan negara lainnya. Mengingat kultur budaya, kondisi sosial-ekonomi, serta berbagai pertimbangan lainnya, Indonesia memilih memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Plus minus antara lockdown dengan PSBB, hingga pro kontra yang menyelimuti keduanya, banyak dikupas dalam buku ini," ujar Bamsoet usai menerima Tiga Sekawan Footprint Research, di Ruang Kerja Ketua MPR RI, Jakarta, Kamis (17/9).

photo
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) melebarkan sayapnya sebagai penulis buku dengan menembus pasar internasional. Bekerja sama dengan Tiga Sekawan Footprint Research, dirinya meluncurkan buku ke-18, Save People Care for Economy, yang dicetak dan diterbitkan secara internasional oleh Amazon. - (MPR)

Hadir pengurus Tiga Sekawan Footprint antara lain, Direktur Sosial Politik Marlinda Irwanti dan Treats Expert Mitra Anindyarina. Ketua DPR RI ke-20 ini menjelaskan, langkahnya memasarkan buku secara internasional agar masyarakat dunia bisa memahami bagaimana cara Indonesia menangani pandemi Covid-19. Dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 dunia, mencapai 268 juta jiwa, serta kondisi geografis negara kepulauan, penanganan pandemi Covid-19 yang dilakukan Indonesia tentu memiliki perbedaan dan ciri khas dibanding negara lainnya.

"Selain pada kebijakan protokol kesehatan dan pemberian stimulus perekonomian yang dilakukan oleh pemerintah, ciri khas penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia juga terletak pada semangat gotong royong warga. Pengumpulan donasi yang dilakukan berbagai kalangan, termasuk oleh MPR RI melalui program MPR RI Peduli-Lawan Covid-19, berhasil mengumpulan uang sejumlah miliaran rupiah untuk disalurkan ke berbagai kelompok masyarakat yang ekonominya terdampak pandemi Covid-19. Seperti kalangan ojek online, supir angkot, hingga seniman. Jadi bukan hanya negara yang hadir membantu rakyat, melainkan sesama rakyat juga hadir saling memberikan bantuan," jelas Bamsoet.

Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini menambahkan, alasan lain dirinya menerbitkan buku secara internasional tak lain juga untuk memberikan motivasi kepada para penulis muda Indonesia untuk mengikuti jalan serupa. Seiring kemajuan teknologi informasi, sebetulnya turut membantu para penulis menembus pasar internasional. Kuncinya terletak pada kemauan.

"Tak sedikit penulis muda Indonesia yang memiliki karya luar biasa. Namun tak berani menembus pasar internasional karena berbagai kekhawatiran. Seperti belum percaya diri, hingga takut tidak mendapat sambutan hangat dari pasar internasional. Padahal, semua kekhawatiran tersebut belum tentu akan terjadi. Karena itu, yang terpenting adalah mencoba. Mari banjiri dunia buku internasional dengan berbagai karya penulis Indonesia," pungkas Bamsoet.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler