Kamis 17 Sep 2020 19:48 WIB

Dalil Syekh Albani Melarang Sholat Menghadap ke Makam  

Syekh Albani mengutarakan dalil larangan sholat menghadap makam.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Nashih Nashrullah
Syekh Albani mengutarakan dalil larangan sholat menghadap makam.  Ilustrasi makam
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Syekh Albani mengutarakan dalil larangan sholat menghadap makam. Ilustrasi makam

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Sholat di area makam merupakan salah satu persoalan yang diberdebatkan di kalangan ulama. Di antara ulama yang tidak memperbolehkan sholat di area makam atau menghadap kuburan adalah Syekh Nashiruddin Al-Albani. 

Hal ini sebagaimana tertuang dalam Sifat Shalat Nabi karyanya. Dia mengutip salah satu hadits Rasulullah SAW, yang secara tekstual melarang sholat menghadap kubur. Rasulullah SAW beliau bersabda:

Baca Juga

لا تصلوا إلى القبور، ولا تجلسوا عليها

"Janganlah kalian sholat menghadap kubur, dan janganlah duduk di atasnya." (HR Muslim). 

Selain hadits di atas, Syekh Albani juga mengutip hadits Rasulullah SAW terkait hal yang dapat memutuskan sholat.

يجزئ أحدكم في الصلاة أن يكون بين يديه مثل مؤخرة الرحل)، فإذا مر بينه وبينها المرأة, والحمار, والكلب الأسود، انقطعت صلاته

"Sholat seseorang terputus jika di hadapannya tidak terdapat sesuatu setinggi kayu ujung pelana, karena dilintasi wanita (yang sudah haidh), keledai, dan anjing hitam."

، قيل: يا رسول الله، ما شأن الأسود من الأصفر والأحمر؟ قال: الكلب الأسود شيطان

Abu Dzar berkata, "Aku bertanya, 'Wahai Rasulullah! Apa bedanya anjing hitam dengan anjing merah?' Beliau menjawab "Anjing hitam adalah setan." (HR Muslim, Abu Dawud, dan Ibnu Khuzaimah).  

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement