Kamis 17 Sep 2020 21:11 WIB

Epidemiolog Sarankan Sumbar Berlakukan lagi PSBB

Penularan covid-19 di Sumbar lebih tinggi dibanding bulan April.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Muhammad Hafil
Epidemiolog Sarankan Sumbar Berlakukan lagi PSBB. Foto ilustrasi: Seorang petugas TransPadang berada di halte dengan menggunakan masker di Padang, Sumatera Barat, Jumat (29/5/2020). Pemprov Sumbar kembali memperpanjang penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) untuk mengendalikan COVID-19 di 18 kabupaten/kota hingga 7 Juni 2020, dan hanya memberikan izin kepada Kota Bukittinggi untuk menjalankan tatanan normal baru.
Foto: Antara/Muhammad Arif Pribadi
Epidemiolog Sarankan Sumbar Berlakukan lagi PSBB. Foto ilustrasi: Seorang petugas TransPadang berada di halte dengan menggunakan masker di Padang, Sumatera Barat, Jumat (29/5/2020). Pemprov Sumbar kembali memperpanjang penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) untuk mengendalikan COVID-19 di 18 kabupaten/kota hingga 7 Juni 2020, dan hanya memberikan izin kepada Kota Bukittinggi untuk menjalankan tatanan normal baru.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG--Epidemilog Universitas Andalas Defriman Djafri masih berharap Sumatera Barat kembali memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Defriman melihat penularan covid-19 di Sumbar sudah jauh lebih tinggi dibandingkan ketika sebelum PSBB diterapkan di Sumbar April lalu. Bahkan angka kematian karena covid-19 di Sumbar menurut Defriman sudah lebih tinggi.

"Menunggu empati pemerintah  untuk segera memberlakukan PSBB. Saat ini, ini yg terbukti secara evidence menekan angka penularan atau infeksi di Sumbar, terlepas berbagai dampak lain dirasakan selama ini," kata Defriman, Kamis (17/9).

Baca Juga

Defriman mengingatkan agar pemerintah tidak menyesal di kemudian hari karena akan banyak lagi angka kematian disebabkan karena covid-19 di Sumbar. Oleh karena itu menurut dia pemerintah memikirkan lagi langkah antisipasi agar banyak nyawa yang tertolong.

Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unand itu melihat sistem kesehatan di Sumbar tidak siap menghadapi lonjakan tinggi penambahan kasus positif covid. Testing yang masif menurut dia harus diikuti dengan karantina yang mumpuni. Termasuk treatmen yag diberikan.

Defriman merasa akan percuma upaya testing dan tracking terus dilakukan secara masif sementara penularan terus terjadi. Ia juga meminta gugus tugas agar harus detail dalam menangkap atau mendapatkan orang-orang yang terjangkit virus corona.

"Kita pun juga harus tahu secara detail, yang ditangkap selama ini, kondisi-kondisi orang atau individu yang infeksius? atau 2 hari setelah ditangkap  setelah itu sembuh. Ini yang ditangkap yang diujung, padahal mereka sudah menginfeksi banyak orang sebelumnya," ujar Defriman.

Positif covid-19 di Sumbar sampai hari ini tercatat  3.867 orang. Jumlah yang meninggal sudah 86 orang. Sedangkan yang sembuh baru 1.985 orang.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement