Kamis 17 Sep 2020 21:54 WIB

Bagaimana Mungkin Ahli Maksiat Bisa Bangga dengan Dosanya? 

Allah SWT memeringatkan hamba-Nya tidak bangga dengan dosa.

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
Allah SWT memeringatkan hamba-Nya tidak bangga dengan dosa.  Ilustrasi warga membakar tempat maksiat
Allah SWT memeringatkan hamba-Nya tidak bangga dengan dosa. Ilustrasi warga membakar tempat maksiat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan dengan berbuat dosa. Ketika berbuat dosa, seorang Muslim harus langsung melakukan taubat dan memohon ampun kepada Allah SWT. Namun, ada sebagain orang yang justru bangga ketika berbuat dosa.

Lalu, apa konsekuensi bagi orang yang bangga atas dosa yang dilakukannya? Dalam kitabnya yang bejudul Nashaihul ‘Ibad, Syekh Nawawi al-Bantani menjelaskan bahwa sebagian ahli zuhud, yakni orang yang tidak begitu memperdulikan kehidupan dunia dan hanya mengambil cukup pada apa yang sangat mereka butuhkan saja, berkata:

Baca Juga

“Barang siapa yang berbuat dosa sementara dia tertawa atau merasa senang dan bangga dengan dosa yang dia tanggung, maka kelak Allah akan memasukkannya ke neraka dalam keadaan menangis. Karena seharusnya dia menyesal dan beristighfar pada Allah SWT karena dosanya itu.

Dan barang siapa yang taat kepada Allah, sementara dia menangis karena malu dan takut kepada Allah atas kelalaiannya dalam ketataan itu, maka kelak Allah akan memasukkannya ke surga dalam keadaan tertawa atau sangat bahagia, sebab ia telah memperoleh apa yang ia inginkan, yakni ampunan Allah."

Suatu hari, Rasulullah SAW juga telah mengingatkan bahwa umat Islam akan mendapatkan ampunan, kecuali yang bangga berbuat dosa.  

 كُلُّ أَمَّتِى مُعَافًى إِلاَّ الْمُجَاهِرِينَ “Setiap umatku akan mendapat ampunan, kecuali  orang-orang yang terang-terangan berbuat dosa.”

Namun, sayangnya di zaman media sosial ini masih banyak orang justru bangga dalam berbuat dosa. Mereka bahkan tak malu mempertontonkan auratnya. Padahal, perbuatan mereka sama saja dengan menantang hukum Allah, dan itu akan mempercepat turunnya azab Allah.

ما ظهرَ في قومٍ الزِّنا والرِّبا ؛ إلَّا أحلُّوا بأنفسِهِم عذابَ اللهِ 

“Tidaklah perbuatan zina dan riba itu telah tampak secara terang-terangan di suatu kaum, kecuali mereka telah menghalalkan azab Allah bagi mereka sendiri.” (HR Ahmad dari Abdullah bin Mas’ud).

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement