REPUBLIKA.CO.ID,CIANJUR -- Pemkab Cianjur, Jawa Barat, melalui Dinas Pendidikan Cianjur, segera membangun kembali bangunan kelas di SDN Girimukti yang ambruk akibat pergerakan tanah dan angin kencang yang terjadi di Kecamatan Cikalongkulon, hingga seratus juta rupiah.
Bupati Cianjur, Herman Suherman mengatakan telah menginstruksikan dinas terkait dan BPBD Cianjur, untuk melihat langsung ke lokasi SDN Sugihmukti di Kecamatan Cikalongkulon akibat pergerakan tanah. Bahkan pemkab akan menyediakan anggaran hingga seratusan juta rupiah untuk membangun kembali ruang kelas yang ambruk.
"Kami sudah instruksikan agar segera dibangun setelah dilakukan pendataan, informasi yang kami dapat tidak ada korban jiwa karena saat kejadian tidak ada proses belajar mengajar karena selama pandemi dilakukan secara daring," katanya, Kamis (17/9).
Ia menambahkan, dalam waktu dekat pihaknya akan datang langsung ke lokasi dan berjanji pembangunan secepatnya dikerjakan agar saat proses belajar mengajar secara tatap muka kembali digelar.
"Kita siapkan dananya dari anggaran tidak terduga, tapi menunggu pendataan kalau tidak cukup akan ditambah. Targetnya sebelum proses belajar tatap muka kembali digelar bangunan sudah kembali berdiri," katanya.
Ruang kelas VI di SDN Sugihmukti pada Selasa (15/9) ambruk nyaris rata dengan tanah, sedangkan tiga ruang kelas lainnya mengalami retak-retak di bagian dinding dan lantai, sehingga rawan ambruk jika kembali digunakan untuk proses belajar mengajar.
Kepala SDN Sugihmukti Yusuf Ibrahim, mengatakan sekolah yang dibangun 60 tahun yang lalu itu, memiliki 90 orang siswa dari kelas I hingga kelas VI. Selama berdiri hingga ambruknya satu ruang kelas, belum pernah mendapat perbaikan atau renovasi.
"Kami saja saat hendak mengambil berkas dan mebeler di dalam ruang kelas yang terdampak, cukup was-was karena takut dinding kelas lainnya tiba-tiba ambruk. Harapan kami, Pemkab Cianjur, dapat membangun kembali ruang kelas yang rusak," katanya.
Ia menambahkan, saat ini proses belajar mengajar siswa dilakukan secara daring, namun beberapa waktu lalu ada rencana untuk menggelar kembali pembelajaran secara tatap muka karena berbagai keluhan orang tua yang sulit mendapatkan akses internet.