Jumat 18 Sep 2020 05:29 WIB

Pangdam Jaya Titip Nasionalisme kepada Universitas Nasional

Kodam dan Unas sepakat kerja sama memberi pelatihan mahasiswa baru di Rindam Jaya.

Pangdam Jaya Mayjen Dudung Abdurachman bersama Rektor Unas Dr El Amry Bermawi Putera.
Foto: Republika/Selamat Ginting
Pangdam Jaya Mayjen Dudung Abdurachman bersama Rektor Unas Dr El Amry Bermawi Putera.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Selamat Ginting/Wartawan Senior Republika

Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) Jaya/Jayakarta, Mayor Jenderal TNI Dudung Abdurachman menitipkan pesan nasionalisme kepada sekitar 2.500 mahasiswa baru Universitas Nasional (Unas) Jakarta. Pesan itu disampaikannya pada acara Pengenalan Lingkungan dan Budaya Akademik (PLBA) Unas tahun akademik 2020-2021 di Jakarta, Kamis (17/9).

Sambutan dilakukan dari ruang kerja Pangdam Jaya yang disiarkan secara virtual kepada mahasiswa baru dari program Diploma 4 (D-4), Strata 1 (S-1), Strata 2 (S-2), dan Stara 3 (S-3). Mayjen Dudung meminta Unas sebagai perguruan tinggi swasta (PTS) tertua di Jakarta memberikan contoh tentang nasionalisme sesuai nama perguruan tinggi yang didirikan pada 15 Oktober 1949 tersebut.

“Universitas Nasional menjadi contoh bagaimana kerjasama perguruan tinggi dengan TNI dalam memupuk nasionalisme generasi milenial di tengah era globalisasi,” kata Pangdam Jaya.

Sebelumnya pada awal September 2020 lalu, Pangdam Jaya Mayjen Dudung Abdurachman SE, MM dan Rektor Unas Dr El Amry Bermawi Putera, MA, menyepakati kerja sama Unas dengan Kodam Jaya. Kerja sama memberikan pelatihan kepada mahasiswa baru Kampus Perjuangan itu tentang nasionalisme, kedisiplinan serta wawasan kebangsaan di Resimen Induk Kodam (Rindam) Jaya.

Pelaksanaan pelatihan mahasiswa baru itu akan dilakukan pada Oktober 2020 mendatang. Hadir dalam pertemuan itu, antara lain Wakil Rektor II Unas Prof Dr Drs Eko Sugiyanto MSi; Wakil Rektor III Unas Dr Drs Zainul Djumadin, MSi; Rektor Universitas Siber Asia (Unsia) Prof Jan Youn Cho, PhD, CPA; dan Wakil Rektor Unsia Ir Abdul Wahab Bangkona, MSc.

Lima pesan

Pangdam Jaya melanjutkan, mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa memiliki peran penting dalam setiap pergolakan kehidupan berbangsa dan bernegara. Sejumlah predikat melekat dalam diri pemuda. Misalnya sebagai agent of social change, social control, dan moral force.

Namun, lanjut mantan gubernur Akademi Militer (Akmil) itu, di sisi lain ada yang pantas dipertanyakan secara kritis. Mau ke mana arah generasi muda saat ini? Untuk itulah ia menitipkan lima pesan kepada para mahasiswa baru  PTS tertua kedua di Indonesia dengan akreditasi A itu.

Pertama; pembinaan terhadap pemuda dan mahasiswa tentang nasionalisme memerlukan kerja sama dan komitmen yang tinggi antara Kementerian Pertahanan, Kodam Jaya, pemerintah daerah, perguruan tinggi serta komponen bangsa lainnya dalam bentuk pendidikan dan latihan.

Kedua; mahasiswa merupakan agen perubahan sosial harus mampu mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila, membentuk karakter bangsa yang memiliki rasa nasionalisme yang tinggi dan berwawasan kebangsaan.

Ketiga; mahasiswa diharapkan memiliki sikap dan perilaku yang dilandasi cinta Tanah Air (nasionalisme), kesadaran berbangsa dan bernegara. Kemudian yakin Pancasila sebagai ideologi negara dan UUD 1945 adalah landasan konstitusional negara Indonesia.

Keempat; mahasiswa harus mampu menyinergikan seluruh potensi bangsa agar sadar tentang hak dan kewajibannya. Khususnya untuk membela negara dan berbuat yang terbaik melalui gerakan mahasiswa yang bermoral, santun, dan terencana dengan baik.

Kelima; samakan persepsi sebagai bagian dari komponen bangsa dalam meningkatkan nasionalisme dengan terus mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa. Sebagai calon pemimpin bangsa, mahasiswa hendaknya mampu menyumbangkan pola pikir dan berkarya nyata dalam membangun bangsa dan negara.

 

Mahasiswa mandiri

Rektor Unas Dr Drs El Amry Bermawi Putera MA mengungkapkan, di masa pandemi Covid-19 saat ini, pembelajaran bebasis teknologi atau daring menjadi suatu yang harus diadaptasi dan dikembangkan. Sejak tahun 2015 Unas telah mengunakan metode perkuliahan berbasis teknologi.

Tata kelola di Unas 80 persen sudah berbasis teknologi. Unas berada di bawah Yayasan Memajukan Ilmu dan Kebudayaan (YMIK). Pendirinya, antara lain para tokoh pergerakan nasional: Prof Dr Mr Sutan Takdir Alisjahbana, Prof Dr Soenitro Djojohadikusumo, Prof dr RM Djoehana Wiradikarta, HB Jassin, Bahder Djohan, Johannes Leimena, dan lain-lain.

Kini sebagai Ketua Pengurus YMIK Dr Drs Ramlan Siregar, MSi. YMIK juga memiliki Universitas Siber Asia (Unsia) sebagai universitas siber pertama di Indonesia dengan rektor asing pertama yang diizinkan pemerintah, Prof Jan Youn Cho, PhD, CPA dari Korea Selatan. Unsia sudah memiliki izin operasional dan memulai perkualiahan semester ini. Program studi yang dibuka: manajemen, sistem informasi, informatika, komunikasi dan akuntansi.

Rektor Unas melanjutkan, pihaknya telah melakukan perkuliahan secara bended learning. Penggabungan antara perkuliahan tatap muka (onsite) dan perkuliahan secara daring (online). Sehingga pada saat pandemi Covid-19, Unas sudah siap dan terbiasa mengikuti perkuliahan secara daring.

Dikemukakan, kampus Unas akan melaksanakan merdeka belajar atau  kampus merdeka seperti dicanangkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Setiap mahasiswa diberi hak mengambil mata kuliah di luar program studinya atau di luar kampus Unas. Misalnya dengan kegiatan magang atau kerja praktik, KKN (kuliah kerja nyata), mengajar di sekolah, pertukaran mahasiswa, penelitian, kegiatan kewirausahaan, proyek independen dan proyek kemanusiaan.

“Di era Industry Revolution 4.0 dan Society 5.0, para mahasiswa harus mampu menjadi manusia yang mandiri. Bisa menciptakan banyak peluang berkarya serta menjadi manusia yang berguna. Di luar kampus mahasiswa diharapkan mampu meningkatkan kompetensi agar bisa memberikan solusi permasalahan yang nyata di tengah masyarakat,” ungkap Rektor Unas.

Wakil Rektor I Unas Prof Dr Iskandar Fitri, ST, MT selaku ketua panitia pelaksana PLBA menjelaskan, ada lima materi yang wajib harus dipahami oleh mahasiswa baru Unas. Materi tersebut yaitu: akademik, hak dan kewajiban serta kemahasiswaan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, norma kehidupan kampus, serta Unas sebagai kampus antinarkoba.

“Tujuannya agar mahasiswa dapat menjalani seluruh proses perkuliahan secara optimal, sehingga dapat lulus menjadi sarjana secara tepat waktu dengan kompetensi yang sangat baik,”ujar Prof Iskandar.  

Unas memiliki Sekolah Pascasarjana: S3 Ilmu Politik, S2 Ilmu Politik, S2 Administrasi Publik, S2 Manajemen, S2 Ilmu Hukum, dan S2 Biologi. Sebagai Direktur Sekolah Pascasarjana Prof Dr Maswadi Rauf, MA.

Selain itu memiliki Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Ilmu Politik, Hubungan Internasional, Administrasi Publik, Sosiologi, dan Ilmu Komunikasi); Fakultas Ekonomi dan Bisnis (Manajemen, Akuntansi, Pariwisata); dan Fakultas Bahasa dan Sastra (Indonesia, Inggris, Jepang, Korea).

Selain itu, Fakultas Hukum; Fakultas Biologi; Fakultas Teknik dan Sains (Fisika, Teknik Elektro, Teknik Mesin, Teknik Fisika); Fakultas Pertanian (Agroteknologi); Fakultas Ilmu Kesehatan (Keperawatan, Kebidanan, Profesi Ners/Perawat, Profesi Bidan); Fakultas Teknologi Komunikasi dan Informatika (Sistem Informasi, Informatika).

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement